Teknik Notasi Ilmiah Untuk Pembuatan Skripsi




TEKNIK NOTASI ILMIAH

1.      Kutipan
Kutipan pada dasarnya terdiri dari dua macam, yaitu:
a.       Kutipan langsung
1).  Kutipan langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk aslinya yang dikutip, baik  dalam susunan kata maupun tanda bacaannya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja, seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas.

2).  Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks skripsi  dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik (“) dan diberi nomor kutipan, yaitu dengan pola catatn kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak satu spasi. Kutipan terjemah al-quran tanpa menantumkan tulisan arabnya dianggap kutipan langsung, diketik 1 spasi, meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata  Artinya.
b.      Kutipan Tidak Langsung
kutipan tidak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberikan tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilanny;
c.       Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya
d.      Kutipan skripsi di antarany harus mencangkup minimal tiga sumber/buku berbahasa asing (bahasa Arab dan Inggris) yang terkait dengan pokok pembahasan, tidak termasuk kamus.
e.       Kutipan tafsir dan hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer)
f.    Kutipan dapat bersumber dari internet atau Compax Disk (CD) dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print outnya.[1]


[1] Pedoman Penulisan Skripsi STAI SANGATTA KUTAI TIMUR.

.

Post a Comment

0 Comments