Cara Pembuatan Daftar Pustaka
Berikut
penulis akan menguraikan cara pembuatan Daftar Pustaka pada skripsi yang bersumber dari buku
Pedoman Penulisan Skripsi Untuk STAI Sangatta, Semoga bermanfaat bagi para
sahabat.
1. Daftar
pustaka merupakan keterangan mengenai bahan yang dijadikan rujukan dalam proses
pembuatan skripsi.
2. Daftar
pustaka ditempatkan di akhir skripsi dengan jarak satu (1) spasi dan tidak
menggunakan nomor urut, sedangkan jarak antara dua sumber pustaka 2 (dua) spasi
3. Daftar
pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap
(tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring, koma, jilid atau volume, koma,
tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbit, koma, nomor
cetakan.
4. Penulis
pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan marga
(kalau ada) atau nama belakang, dan diketik pada ketukan pertama. Untuk singkatan
mengikuti nama terakhir.
5. Apabila
informasi tentang buku/sumber rujukan itu melebihi satu baris, maka baris kedua
dan berikutnya diketik mulai ketukan kelima. Contoh:
Faizin,
syaiful, “Kiat Memperoleh Anak Saleh dan Kompetitif”, Majalah Rindang, XXVII, No. 11, juni, 2003.
Purwanto,
Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991.
Sjamarah,
Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua
dan Anak dalam Keluarga: Sebuah Perspektif Pendidikan Islam, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.
Soenarjo
dkk., al-Quran dan Terjemahnya,
Semarang: Toha Putra, 1989.
6. Apabila
penulis terdiri dari dua orang maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan
dengan kata ‘dan” sedangkan untuk nama penulis pertama adalah mendahulukan nama
belakangnya. Contoh:
Idris,
Zahara dan Lisma Jamal, Pengantar
Pendidikan 1, Jakarta: Grafindo, 1992.
7. Apabila
lebih daru dau orang ditulis nama pertama dan diikuti kata “dkk”. (dan
kawan-kawan). Contoh:
Muhaimin,
dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. 1.
8. Apabila
ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama
pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang
lima ketukan dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa
arab) dan diikuti dengan koma, dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka
yang lebih dahulu tahun penerbitnya. Contoh:
Sukardi,
Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Bina Aksara, 1988.
-------,
Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta:
Rineka Cipta, 1995.
9. Apabila
berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku asli,
koma, kata “terj”, koma, penerjemah, koma, judul terjemahan, koma, tempat
penerbit, titik dua, nama penerbit, koma, tahun terbit diakhiri dengan titik. Contah:
M.
Utsman Najati, “al-Qur’an wa al-‘Ilm al-Nafs”, terj. Ahmad Rofi’ Utsmani, al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Bandung:
Pustaka, 1997.
;;;Demikian
tulisan singkat ini saya persembahkan buat para pembaca, semoga bermanfaat.;;;
0 Comments