Definisi Evaluasi Program


Evaluasi berasal dari bahasa Inggris “Evaluation”. Kata tersebut diserap  dari perbendaharaan istilah Bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata  aslinya dengan sedikit penyesuaian. 
Lafal Indonesia menjadi “Evaluasi” yang berarti “Penilaian” merupakan kata benda dari “nilai” dan “pengukuran” yang mengacu pada kegiatan membandingan sesuatu hal dengan satuan ukuran tertentu, sehingga sifatnya menjadi kualitatif yaitu membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran atau angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta menampilkan dari hasil (Suharsimi Arikunto, 2002:10).


Menurut Suchman dalam Suharsimi Arikunto (2004:1) memandang  Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Stufflebeam dalam Suharsimi Arikunto (2004:1) mengatakan bahwa Evaluasi merupakan proses penggambaran, pencaharian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam menentukan altenatif keputusan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi dengan berkerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.

Setiap kegiatan yang merupakan realisasi dari suatu kebijakan harus dirancang secara cermat dan teliti, supaya tujuan yang sudah ditetapkan dalam kebijakan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Untuk mengetahui seberapa jauh bagian mana dari tujuan suatu program yang sudah tercapai, dan bagian mana dari program tersebut belum tercapai serta apa penyebabnya, perlu diadakannya evaluasi program. Tanpa adanya evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui. Berdasarkan uraian tersebut,  evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan mengetahui efektifitas masing-masing komponennya (Suharsimi  Arikunto, 2004:7).

Model Evaluasi Program   

Terdapat beberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu  evaluasi program adalah Stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stak dan Glaser, Kaufman dan Thomas, yang mengembangkan model evaluasi program sebagai berikut:

 Goal Oriented Model (dikembangkan oleh Tyler) 

Goal Oriented Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang telah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus, mencek sejauh mana program tersebut sudah terlaksana didalam proses pelaksanaan program.

Goal Free Evaluasi Model (dikembangkan oleh  Michael Scriven) 

Menurut Michael Scriven, dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu diperhatikan dalam program tersebut adalah bagaimana kerjanya program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi, baik hal positif (hal yang diharapkan) maupun hal negatif (hal tidak diharapkan). Model ini hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program bukan secara rinci perkomponen. Model evaluasi program ini hanya mempertimbangkan tujuan umum yang akan dicapai oleh program, bukan secara rinci per komponen program.

Formatif-Sumatif Evaluasi Model (dikembangkan oleh Michael Scriven) 

Formatif-Sumatif Evaluasi Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkungan objek yang yang dievaluasi yaitu: evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai atau program berakhir (evaluasi Sumatif). Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau ketika program masih dekat dengan permulaan kegiatan. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana program yang telah dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan yang terjadi. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program untuk memberi informasi tentang mamfaat atau kegunaan suatu program tersebut.  Evaluasi sumatif mengarah pada keputusan bagaimana kelanjutan dari berjalannya sebuah program. 

Countenance Evaluasi Model atau Model Deskripsi-pertimbangan (dikembangkan oleh Stake) 

Model Stake menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok  program, yaitu (1) deskripsi (description) dan (2) pertimbangan (judsments), serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program, yaitu (1) anteseden (antecedents/contexs), (2) transaksi (transaction/process), dan (3) keluaran (output-outcomes). Menurut Stake, ketika evaluator tengah mempertimbangkan program pendidikan, mereka mau tidak mau melakukan dua perbandingan, yaitu (1) membandingkan kondisi hasil evaluasi program tertentu dengan yang terjadi diprogram lain, dengan objek sasaran yang sama, dan (2) membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang diperuntukkan bagi program yang bersangkutan, didasarkan pada tujuan yang akan dicapai. Semua data yang diperoleh dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan program dengan keadaan sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolut untuk menilai manfaat program.

CSE-UCLA evaluation Model (menekan pada “kapan” Evaluasi dilakukan) 

CSE-UCLA terdiri dari dua singkatan, yaitu CSE (Center For Study OF Evaluasion) dan UCLA (University Of California In Los Angeles). Ciri dari model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang dilakukan dalam Evaluasi, yaitu: perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil dan dampak. Fernandes (1984) memberikan penjelasan tentang model CSE-UCLA menjadi empat tahap, antara lain:

(1) Needs Assessment adalah tahap dimana evaluator memusatkan perhatiannya pada penentuan masalah, dengan demikian evaluator diharapkan dapat mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan sebuah program serta tujuan jangka panjang yang dapat dicapai melalui program tersebut.

(2) Program Planning adalah tahap dimana evaluator mengumpulkan data yang terkait langsung dengan pembelajaran yang mengarah langsung pada pemenuhan kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap pertama. Dalam tahap perencanaan ini, program PBM dievaluasi dengan cermat untuk mengetahui apakah rencana pembelajaran telah disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan.

(3) Formantive Evaluasion adalah tahap dimana evaluator memusatkan perhatian pada keterlaksanaan program. Dengan demikian, evaluator diharapkan terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan berbagai informasi dari pengembangan program.

(4) Summative Evaluasion adalah tahap dimana para evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dari dampak sebuah program. Melalui evaluasi summatif ini, diharapkan dapat diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program sudah tercapai, dan jika belum, dicari bagian mana yang belum tercapai dan apa penyebabnya.

Discrepancy Model (dikembangkan oleh Malcolm Provus) 

Discrepancy Model ini menekankan pada pandangan adanya kesenjangan didalam pelaksanaan terlaksananya suatu program. Evaluasi program yang dilakukan oleh evaluator mengukur besarnya kesenjangan yang ada disetiap komponen program, yaitu mengukur adanya perbedaan antara yang seharusnya dicapai dengan yang sudah riil dicapai didalam program yang menjadi tujuan tersebut.

Responsive Evaluasi Model (dikembangkan oleh Stake) 

Evaluasi Responsive percaya bahwa evaluasi yang berarti yaitu yang mencari pengertian suatu konsep program dari berbagai sudut pandang dari semua orang yang terlibat berminat dan berkepentingan dengan program. Evaluasi responsive ditandai oleh ciri-ciri penelitian yang kualitatif, naturalistic, dan bukan kuantitatif. Data utama dalam pendekatan responsive yaitu observasi langsung dan tidak langsung, dan bentuk laporan ialah studi kasus atau gambaran yang deskriptif. Evaluator bertindak sebagai organisator antropologis, pencari pengertian realitas melalui perspektif peserta program, peserta program, dan kelompok lain yang mempengaruhi program tersebut.   

CIPP Evaluasi Model (dikembangkan oleh Stufflebeam ) 

Menurut Stufflebeam (1973), yang Berdasarkan pada konsep evaluasi  model CIPP (Context, input, process, product) evaluasi didefinisikan sebagai berikut: (1) suatu proses pengambaran (delineating), proses (process) ialah aktifitas khusus, berkelanjutan, dan berulang yang merupakan gabungan beberapa metode dan peyelengaraan sejumlah langkah atau operasi. Dan penggambaran (delineating) ialah penetapan fokus informasi yang dibutuhkan untuk evaluasi melalui langkah-langkah pengkhususan, pendefinisian dan penegasan, (2) Pemerolehan (obtaining) dimaksudkan sebagai membuat ketersediaan melalui proses-proses pengumpulan, pengorganisasian, dan penganalisisan serta melalui makna-makna formal seperti statistik dan pengukuran, (3) Penyediaan (providing) ialah bentuk kerja sama kedalam sistem atau subsistem untuk memberikan pelayanan terbaik kepada kebutuhan atau tujuan evaluasi program, (4) informasi yang berguna untuk penetapan, informasi yang berguna (useful information) ialah data deskritif atau interpreatif tentang entitas dan saling berhubungan yang ditujukan untuk penetapan awal kriteria yang akan dikembangkan melalui interaksi antara evaluator dengan pengambil keputusan didalam sebuah program.

Dan penetapan (jundging) ialah pengkajian bobot yang disesuaikan dengan nilai spesifik dengan kerangka kerja, kriteria yang ditetapkan, dan informasi yang berkaitan dengan kriteria pada tiap entitas yang ditetapkan, dan (5) Alternatif alternatif keputusan (decision alternatives) ialah seperangkat pilihan respon untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan keputusan yang spesifik didalam memutuskan sebuah keputusan untuk kelanjutan sebuah program.

Jenis-jenis evaluasi program  

Terdapat beberapa jenis evaluasi program yang masing-masing dari program tersebut memiliki tujuan dan  sasaran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Jenis-jenis evaluasi program tersebut adalah: 

Evaluasi perencanaan dan pengembangan  

Jenis evaluasi ini bermaksud didalam menyediakan informasi yang diperlukan dalam bantuan tahap awal perencanaan dan pengembangan bagi penyusunan suatu program agar dapat terlaksana dengan maksimal tujuan program yang diharapkan tersebut.

Evaluasi Monitoring  

Bermaksud untuk memeriksa apakah program telah mencapai sasaran secara efektif, dan apakah hal-hal dan kegiatan yang telah didesain didalam program secara spesifik terlaksana sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Evaluasi dampak  

Evaluasi dampak bertujuan untuk menilai seberapa jauh tujuan suatu programyang telah terlaksana dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap sasaran program yang telah direncanakan dan dilaksanakan. 


Evaluasi Efisiensi Ekonomi  

Evaluasi Efisiensi Ekonomi dimaksudkan untuk menilai tingkat efesiensi suatu program-program. Efesiensi ekonomi adalah sebuah program yang mampu memberikan hasil yang memadai ditinjau dari segi biaya yang dikeluarkan, tenaga yang digunakan, dan waktu yang terpakai dalam mewujudkan sebuah tujuan program sesuai dengan harapan yang telah direncanakan.

Evaluasi progam Kompetitif 

Evaluasi kompetitif adalah evaluasi secara menyeluruh yang meliputi evaluasi terhadap implementasi program, dampak (pengaruhnya) setelah program dilaksanakan.

Tujuan Evaluasi program  

Evaluasi program merupakan upaya untuk mengukur ketercapaian suatu program, yaitu mengukur sejauh mana sebuah kebijakan dapat terimplementasikan dan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang dimaksud. Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu (1) tujuan umum yang diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan (2) tujuan khusus diarahkan pada masing-masing komponen sebuah program tersebut. Dalam menentukan tujuan program, evaluator program harus dapat mengerti harapan dari penentu kebijakan yang mungkin bertindak sebagai pengelola atau mungkin tidak sebagai pengelola.

Dengan demikian tujuan evaluasi program adalah untuk memperoleh informasi yang akurat tentang keberhasilan program dan kelancaran pelaksanaan program, yang pada gilirannya dapat mengetahui beberapa kelemahan dan kelebihan yang terdapat pada sebuah program, dan bagaimana cara mengatasinya.

Post a Comment

0 Comments