Kepergian Sulistiyo Memberikan Rasa Kehilangan Bagi Para Guru

Kepergian Ketua Umum PB PGRI Sulistyo untuk selama-lamanya meninggalkan kesan tersendiri bagi para guru, khususnya yang masuk tenaga honorer kategori dua (K2). Itu karena Sulistyo yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Tengah dikenal sebagai sosok yang memperjuangkan hak-hak guru honorer K2 agar bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Salah seorang guru honorer K2, Umi Haniah, mengaku sangat prihatin dan kehilangan sosok seperti almarhum Sulistyo yang gigih memperjuangkan nasib guru.

"Kami sangat prihatin sekali dengan kepergian Pak Sulis (Sulistyo, red.) karena beliau sangat memperjuangkan nasib kami, guru honorer K2 maupun yang nonkategori," kata Umi sudah 12 tahun menjadi guru honorer itu sambil meneteskan air mata.



Dia mengharapkan, kelak ada sosok seperti almarhum Sulistyo yang benar-benar memperjuangkan nasib guru honorer K2 maupun nonkategori.

"Kami ucapkan selamat jalan kepada almarhum Bapak Sulistyo arwah beliau diterima di sisi-Nya. Beliau meninggal dengan khusnul khatimah," kata guru Sekolah Dasar Negeri Kutayasa, Kecamatan Madukara, Banjarnegara itu.

Kesedihan juga dirasakan oleh Komandan Satuan Tugas "Search and Rescue" (Satgas SAR) PGRI Kabupaten Banjarnegara Tapsirun yang sudah cukup lama mengenal sosok Sulistyo.

"Beliau lahir di desa ini, yaitu Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara, dan terlahir dari keluarga sederhana. Beliau mengenyam pendidikan sampai dengan di perguruan tinggi akhirnya dia pernah menjadi guru SD dan juga pernah menjadi dosen serta rektor di (saat itu,red.) IKIP PGRI Semarang. Terakhir beliau adalah Ketua PB PGRI dan anggota DPD RI," papar Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat PGRI Kabupaten Banjarnegara itu.

Menurut Tapsirun, jasa-jasa almarhum Sulistyo sangat luar biasa dalam rangka memperjuangkan nasib guru mulai dari lahirnya sertifikasi seiring dengan adanya Undang-Undang Guru.

"Terakhir ini, beliau sedang memperjuangkan teman-teman guru honorer K2 yang sudah puluhan tahun mengabdikan diri di dunia pendidikan dengan honor yang minim, ada yang Rp50 ribu, ada yang Rp100 ribu, ada yang Rp200 ribu per bulan tapi mereka tetap loyal dan berjuang di dunia pendidikan. Teman-teman menginginkan supaya mereka bisa diangkat menjadi pegawai negeri sipil," kata dia sambil menahan tangis.

Tapsirun mengatakan, para guru khususnya yang honorer K2 sangat terpukul atas meninggalnya Sulistyo sehingga bertanya-tanya siapakah nanti yang akan melanjutkan perjuangan almarhum dalam memperjuangkan nasib mereka.

Kendati demikian, dia mengaku optimistis bahwa dalam PB PGRI masih banyak sosok seperti almarhum Sulistyo.

"Kami berharap nanti akan muncul Pak Sulis-Pak Sulis berikutnya. Tidak hanya honorer K2, semua anggota PGRI, bahkan dunia pendidikan merasa kehilangan beliau," imbuhnya.

Ketua Umum PB PGRI Sulistyo meninggal dalam peristiwa korsleting listrik saat menjalani terapi di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo, Jakarta, Senin, 14 Maret sekira pukul 13.10 WIB.

Sulistyo yang juga mantan Rektor IKIP PGRI Semarang (sekarang Upgris) berada di RSAL Mintohardjo, Jakarta, untuk terapi oksigen murni (hiperbarik) yang ternyata baru kali pertama dijalaninya. Salah satu pendiri Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu lahir di Banjarnegara, 12 Februari 1962, dan wafat pada usia 54 tahun, meninggalkan seorang istri, yakni Halimah, dan dua orang anak.

Post a Comment

1 Comments

  1. SAYA SEKELUARGA INGIN MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAH KASIH KEPADA AKI NAWE BERKAT BANTUANNNYA SEMUA HUTANG HUTANG SAYA SUDAH PADA LUNAS SEMUA BAHKAN SEKARAN SAYA SUDAH BISA BUKA TOKO SENDIRI,ITU SEMUA ATAS BANTUAN AKI YG TELAH MEMBERIKAN ANKA JITUNYA KEPADA SAYA DAN ALHAMDULILLAH ITU BENER2 TERBUKTI TEMBUS..BAGI ANDA YG INGIN SEPERTI SAYA DAN YANG SANGAT MEMERLUKAN ANGKA RITUAL 2D 3D 4D YANG DIJAMIN 100% TEMBUS SILAHKAN HUBUNGI AKI NAWE DI 085-218-379-259

    ReplyDelete