Kebijakan pembentukan kader bela
negara melengkapi pendidikan formal yang didapatkan di sekolah maupun perguruan
tinggi, kata Sekjen Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ainun
Na'im.
"Ini bisa saling melengkapi
karena Indonesia memang membutuhkan pertahanan negara yang kuat," ujar
Ainun di Kemenristekdikti, Jakarta, Kamis.
Apa lagi, lanjut dia, selama ini
beberapa perguruan tinggi juga memiliki ekstrakulikuler resimen mahasiswa
(menwa), yang bisa sejalan dengan kebijakan Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu.
Selain itu, Kemenristekdikti
memandang negara akan menghadapi tantangan yang semakin rumit di masa depan.
Latar belakang multikulutural bangsa, di satu sisi, dapat menjadi persoalan
besar jika tidak diperhatikan secara serius.
Sebab, sebenarnya gangguan
nasional hadir dalam bentuk fisik maupun nonfisik atau ideologi.
"Karena itu perlu perangkat
pertahanan negara yang komprehensif," tutur Ainun.
Sebelumnya, Kemhan berencana
merekrut 100 juta kader bela negara dalam waktu 10 tahun, yang disiapkan untuk
mengantisipasi serangan ideologi dari pihak dalam maupun luar.
Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu mengatakan, kader bela negara itu disiapkan mengingat permasalahan
bangsa yang semakin banyak dan serangan itu dapat dimulai dari serangan
ideologi yang menjerumus untuk menghancurkan bangsa serta hal-hal yang membuat
rasa cinta Tanah Air para generasi muda luntur.
Ryamizad berharap pembentukan
kader bela negara ini dapat membangkitkan kembali rasa cinta Tanah Air para
generasi muda bangsa.
Kader-kader bela negara
tersebut, menurut dia, akan bertugas melakukan pertahanan negara jika
sewaktu-waktu negara mendapat ancaman, baik nyata maupun belum nyata
0 Comments