Berbagai Bentuk Interaksi Edukatif


Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar mengajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan. Tujuan adalah sebagai pedoman ke arah mana akan dibawa proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan berhasil bila hasilnya mampu membawa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikapsikap dalam diri anak didik.

Interaksi belajar mengajar dikatakan bernilai normatif karena di dalamnya ada sejumlah nilai. Jadi, adalah wajar bila interaksi itu dinilai bernilai edukatif? Guru yang dengan sadar berusaha untuk mengubah tingkah laku, sikap, dan perbuatan anak didik menjadi lebih baik, dewasa, dan bersusila yang cakap adalah sikap dan tingkah laku guru yang bernilai edukatif.

Ada tiga bentuk komunikasi antara guru dan anak didik dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, dan anak didik pasif. Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.

Dalam komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik, bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan anak didik akan terjadi dialog.


Dalam komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntut lebih aktif daripada guru, seperti halnya
guru, dapat berfungsi sebagai sumber balajar bagi anak didik lain.
Usman (2000) berpendapat bahwa kegiatan interaksi belajar mengajar sangat beraneka ragam bentuk coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak didik. Hal ini tentu saja sangat bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan interaksi belajar mengajar. Penggunaan variasi bentuk interaksi mutlak harus dilakukan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

Pola interaksi guru (G) - murid (A) menurut Usman (2000),
dapat diklasifikasikan stidaknya atas 5 (lima) jenis, yaitu sebagai
berikut

a. Pola guru-anak didik

Komunikasi sebagai aksi (satu arah)

b. Pola guru-anak didik-guru

Ada balikan (feed back) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi)


c. Pola guru-anak didik-anak didik

Interaksi optimal antara guru dan anak didik dan antara anak didik (komunikasi sebagai transaksi, multiarah)


d. Pola guru-anak didik, anak didik-guru, anak didik-anak didik

Interaksi optimal antara guru dan anak didik dan antara anak didik dengan anak didik (komunikasi sebagai transaksi, multi arah)


e. Pola melingkar

Setiap anak didik mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap anak didik belum mendapat giliran


Situasi pengajaran atau proses interaksi belajar mengajar terjadi dalam berbagai pola komunikasi di atas, akan tetapi komunikasi sebagai transaksi yang dianggap sesuai untuk mengaktifkan potensi siswa/murid bisa jadi sangat tergantung situasi dan kebutuhan yang dikembangkan oleh guru, atau bisa jadi merupakan gabungan dari banyak pola interaksi di atas.



Post a Comment

0 Comments