Pelaksanaan UN, Mendikbud: Banyak Sontek-menyontek yang Sistematis dan Masif

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan tingkat kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) masih sangat tinggi, meskipun pemerintah tidak lagi menggunakan hasil UN dalam penentuan kelulusan.

Anies mengatakan berdasarkan hasil analisis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tingkat kecurangan terjadi di lebih dari 40 persen sekolah pada jenjang SMA dan sekolah sederajat maupun SMP dan sekolah sederajat.


“Kecurangan tidak hanya terjadi dalam bentuk menyontek antarsiswa, tetapi di banyak sekolah teridentifikasi adanya sontek-menyontek yang sistematis dan masif,” kata Anies pada acara silaturahmi Presiden Joko Widodo dan para kepala sekolah penerima Anugerah Integritas Ujian Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/12).


Di hadapan sekitar 503 kepala sekolah yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, dia mengatakan, Kemdikbud telah berupaya menghentikan ketidakjujuran melalui pencontekan itu. Selain mengumumkan hasil UN, Kemdikbud juga telah menerbitkan Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) yang menunjukkan tingkat kejujuran UN di suatu sekolah.

“Sekolah-sekolah mulai dari SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK terbaik yang mendapat Apresiasi Sekolah Berintegritas ini adalah sekolah yang menjaga integritas dalam pelaksanaan ujian nasional didasarkan pada data konsistensi integritas selama lima tahun terakhir,” katanya.

Berdasarkan hasil evaluasi, kata Anies, dari sejumlah 33.093 SMP negeri dan swasta, 15.185 madrasah sanawiah (MTs) negeri dan swasta, serta 859 SMP terbuka negeri dan swasta, Kemdikbud telah memilih 217 SMP dan 1 MTs, yang termasuk peringkat teratas indeks integritas pelaksanaan UN. Ke 218 sekolah tersebut 18 di antaranya melaksanakan ujian nasional berbasis komputer.

Pada jenjang SMA dari 11.049 SMA negeri dan swasta, serta 6.325 MA negeri dan swasta, telah terpilih 148 SMA dan dua sekolah MA yang masuk dalam peringkat teratas indeks integritas pelaksanaan UN. Sebanyak 25 di antara 150 sekolah tersebut melaksanakan UN berbasis komputer.

Pada jenjang SMK, dari 11.724 SMK negeri dan swasta, telah terpilih 135 SMK yang masuk dalam peringkat teratas indeks integritas pelaksanaan UN, dengan 60 di antaranya melaksanakan UN berbasis komputer.

Sumber; beritasatu

Post a Comment

0 Comments