Penghasilan Guru Honorer tak Manusiawi

Guru adalah pencetak generasi bangsa ini, maju mundurnya suatu Negara tidak terlepas dari peran guru. Namun jasa-jasa yang besar mereka terkadang terlupakan, kesejahteraan mereka sering diabaikan.


Keadaan ekonomi yang semakin menjepit tidak jarang membuat para guru harus rela bekerja keras untuk sekedar memberi nafkah yang layak bagi keluarganya. Kasus-kasus seperti ini banyak dan mungkin hanya terjadi bagi guru honorer. 

Ada rasa kesenjangan sosial dan ekonomi antara guru yang menjadi PNS dan yang masih honorer, padahal kalau dilihat, peran keduanya sama, yaitu sama-sama berjasa dalam mencerdaskan anak bangsa ini.

Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati mengatakan jasa seorang guru honorer tak jauh berbeda dengan guru yang tetap.




Namun perhatian terhadap guru honorer tak sebanding dengan guru yang telah diangkat menjadi PNS.

"Di beberapa daerah malah guru tetap tak jarang memberikan peranan dan fungsinya kepada guru honorer tetapi tidak sebanding dengan hak yang diterima," ujar dia.

Reni pernah mendapatkan laporan seorang guru honorer hanya dibayar lima ribu rupiah per jam. Tiap bulan penghasilannya tak kurang dari 200 ribu per bulan.

Ini jelas tidak manusiawi ditengah kebutuhan harian yang serba mahal. Di satu sisi, Indonesia saat ini sudah kelebihan guru namun pembagiannya saja yang tidak merata.

Guru menumpuk di perkotaan, sedangkan di daerah terpencil sangat minim. Mereka juga kurang tertarik untuk menjadi guru di daerah terpencil padahal sudah ada dana insentif bagi guru-guru yang ingin belajar di daerah terpencil. 

Semoga kedepannya pembagian guru-guru merata sehingga guru tidak hanya numpuk di perkotaan, tapi juga di daerah-daerah terpencil kekurangan guru dapat diatasi dengan pembagian yang mereta ini.

Selain itu semoga kedepannya ada peningkatan penghasilan dan kesejahteraan bagi guru honorer serta status guru honorer lebih diperhatikan oleh pemerintah.

Sumber : republika


Post a Comment

1 Comments