Realitas Pendidikan di Indonesia

Perkembangan pendidikan di indonesia terus dikebut kemajuannya melalui program-program yang dikembangkan oleh menteri pendidikan. indonesia selama ini masih setagnan dalam pendidikan, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga indonesia masih jauh dari kata maju. jika dulu indonesia mengirimkan tenaga-tenaga pendidiknya ke negara-negara lain, kini justru indonesia tertinggal jauh. bahkan indonesia kini justru harus belajar dari negara-negara tetangga.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, penerapan teknologi akan terus dikembangkan di sekolah-sekolah. Menteri Anies mengatakan, penerapan teknologi dilakukan dalam Ujian Nasional (UN) kali ini meski baru sekitar 1 persen dari total sekolah yang ada di Indonesia siap untuk diujicoba melaksanakan UN berbasis komputer. Ke depan pemerintah akan terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan, termasuk dari sisi penerapan teknologi.

"Ada 720 sekolah yang mengajukan UN berbasis komputer, bukan UN online ya. Setelah kami cek di lapangan kesiapan fasilitas, guru, siswa yang dinyatakan siap itu 585 sekolah. Jadi hanya di tempat yang dia siap sebagai uji coba itu kira-kira di bawah 1 persen. Dari 70 ribu lebih sekolah yang menggelar UN, itu enggak sampai 600 yang siap uji coba. Sistem ini akan dikembangkan ke depan supaya UN itu integritas lebih terjaga," Tuturnya.

Terlepas dari usaha pemerintah menerapkan teknologi di dunia pendidikan, UN sendiri masih menjadi momok 'mengerikan' bagi para siswa. Betapa tidak, ancamannya adalah kelulusan para siswa. Upaya menempuh 3-6 tahun masa pendidikan di sekolah, bisa hancur hanya dinilai dari ujian yang dilaksanakan dalam 3 hari.

Pengamat dan praktisi pendidikan Taman Siswa, Henry Alexis Rudolf (HAR) Tilaar menilai, sistem UN sangat sulit. Menurutnya, UN sebagai syarat kelulusan, telah merenggut kemerdekaan para peserta didik. HAR Tilaar menilai, di negara-negara maju tidak menerapkan sistem seperi Ujian Nasional.

"UN ini agak sulit ya, (sebagai kelulusan) itu sulit. di negara maju tidak ada UN," kata HAR Tilaar.

Menurut HAR, UN seharusnya menjadi alat bagi pemerintah untuk memetakan pendidikan. Membantu peserta didik untuk menemukan kelemahan dalam belajar, bukan menghakimi anak-anak dengan lulus atau tidak lulus.

Dia berharap, pemerintah terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, utamanya UN, mengingat masa depan para peserta didik masih sangat panjang.

"Ya mungkin secara perlahan (diperbaiki)," tutup dia.

Post a Comment

0 Comments