PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA BANK BRI SYARIAH CABANG SANGATTA



PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA BANK BRI SYARIAH CABANG SANGATTA

A.    Latar Belakang Masalah
Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karyawan memegang peran utama dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam program peningkatan kinerja para karyawan. Untuk memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, suatu perusahaan perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilikinya.

Peranan sumber daya manusia sangat penting dalam suatu perusahaan, baik perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah atau BUMN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang ikut terlibat secara langsung dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan berperang penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi pelaku aktif dari setiap kegiatan organisasi. Karyawan memiliki perasaan, pikiran, keinginan, status, latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin berbeda-beda, yang dibawa kedalam perusahaan. Karyawan bukanlah mesin dan uang yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan perusahaan, melainkan aset berharga perusahaan yang harus dipelihara dengan baik. Oleh karena itu, perusahaan dan karyawan harus mampu bekerjasama untuk mewujudkan kedisiplinan dalam melakukan setiap pekerjaan sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja yang tinggi.
Prestasi kerja karyawan yang tinggi dari setiap karyawan merupakan hal yang sangat diinginkan untuk perusahaan. Semakin banyak karyawan yang berprestasi kerja tinggi, maka kinerja atau produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat dan perusahaan dapat bertahan dalam persaingan bisnisnya.
 Prestasi lebih merupakan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai[1]. Prestasi juga merupakan suatu hasil yang dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan. Tanpa adanya suatu prestasi kerja yang tinggi, mengakibatkan tugas-tugas pekerjaan yang diselesaikan kurang baik, kurang baiknya pelaksanaan tugas yang dikerjakan oleh pegawai menunjukkan rendahnya prestasi kerja pegawai yang akan mengganggu proses pencapaian tujuan perusahaan.
Dunia bisnis yang berkembang semakin pesat yang terlihat dari persaingan serta perkembangan pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih membawa perubahan terhadap pola kehidupan karyawan. Perubahan tersebut mengakibatkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap karyawan untuk lebih meningkatkan prestasi kerja mereka. Prestasi kerja karyawan dapat ditingkatkan melalui disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan semua perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik tertulis maupun tidak.
Disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-keadaan baik lainnya. Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan efektif dan efisien sehingga para karyawan dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi.
 Perilaku karyawan yang tidak disiplin dapat diekspresikan dalam beberapa hal[2], yaitu: keabsenan, kelambanan, meninggalkan tempat kerja, mengulangi prestasi buruk, mencuri, tidur ketika kerja, berkelahi, mengancam pimpinan, melanggar aturan dan kebijaksanaan keselamatan kerja, pembangkangan perintah, melakukan pelanggaran secara tidak wajar, memperlambat pekerjaan, menolak kerja lembur, menolak kerja sama dengan rekan, memiliki dan menggunakan obat-obatan ketika bekerja, merusak peralatan, menggunakan bahasa atau kata-kata kotor dan pemogokan secara ilegal.
Bank Rakyat Indonesia Cabang Sangatta adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha perbankan. Perusahaan sangat mengharapkan setiap individu dalam perusahaan dapat menciptakan disiplin yang tinggi demi kemajuan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien. Disiplin kerja yang baik dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan beban kerja karyawan agar dapat terealisasi dengan baik. Disiplin dapat ditegakkan melalui kerjasama dan kesadaran yang tinggi dari para karyawan atau sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ʽʽPengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.”

B.   Rumusan Masalah
 Adapun rumusan rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana Disiplin Kerja Karyawan Pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta?
2.    Bagaimana  Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta?
3.    Seberapa Besar Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Sangatta?
C.   Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor yang berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Disiplin Kerja sebagai variabel bebas dan Prestasi Kerja Karyawan sebagai variabel terikat[3]. Kedua variabel tersebut  dapat didefinisikan sebagai berikut:
a.                   Disiplin Kerja (Variabel Bebas)
Disiplin kerja adalah suatu sikap dan perilaku yang dilakukan secara suka rela dengan penuh kesadaran dan kesediaan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau atasan, baik tertulis maupun tidak tertulis[4]. Adapun peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin kerja adalah sebagai berikut:
1.    Kehadiran yaitu tingkat absensi karyawan dan ketepatan jam masuk, sesuai dengan waktu kerja yang telah ditetapkan perusahaan.
2.    Tanggung jawab yaitu kemampuan dalam menjalankan tugas dan peraturan perusahaan.
3.    Sikap yaitu peraturan dasar tentang berpakaian dan bertingkahlaku dalam melaksanakan pekerjaan.
4.    Norma yaitu peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam perusahaan dan sebagai suatu acuan dalam bersikap[5].
b.                   Prestasi Kerja Karyawan (Variabel Terikat)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi kerja karyawan yang merupakan hasil yang diinginkan perusahaan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
Disiplin kerja adalah suatu sikap dan perilaku yang dilakukan secara sukarela dengan penuh kesadaran dan kesediaan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau atasan, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Prestasi kerja adalah kemampuan karyawan dalam mencapai target atau standar pekerjaannya yang ditetapkan perusahaan.

D.   Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.     Tujuan Penelitian
a.    Untuk menjelaskan disiplin kerja karyawan pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
b.    Untuk menjelaskan prestasi kerja karyawan  pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
c.    Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Sangatta.
       2.     Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Secara Teoritis
1)      Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam menjaga disiplin untuk mempertahankan prestasi kerja karyawan
2)      Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahan berfikir ilmiah.
3)      Sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama yang akan datang.
b.    Secara Praktis
1)      Untuk mewujudkan kedisiplinan dalam melakukan setiap pekerjaan sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja yang tinggi.
2)      Untuk memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3)      Untuk mengetahui sejauh mana seseorang mencapai prestasi yang diukur atau dinilai.

E.  Telaah Pustaka
1.      Kajian Teori
Adapun kajian teori yang berkaitan dengan judul penelitian penulis sebagai berikut:
a.       Menurut Mangkunegara[6], menyatakan bahwa disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
b.      Menurut Budiarti[7], disiplin adalah setiap perseorangan dan kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah.
c.       Menurut David[8], disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama dan prestasi yang lebih baik.
2.      Kajian Penelitian Yang Relevan
Adapun kajian penelitian relevan yang berkaitan dengan judul penelitian penulis sebagai berikut:
a.       Syamsurizal (2000)[9] melakukan penelitian Pengaruh Faktor Penunjang Kedisiplinan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Samarinda menunjukkan bahwa secara serentak faktor-faktor kedisiplinan kerja berpengaruh signifikan terhadap Prestasi Kerja pada Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Samarinda.
b.      Bangun (2005)[10] melakukan penelitian yang berjudul ‘‘Disiplin, Penghargaan dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Wijaya Karya Mandiri Cabang Kalimantan Timur’’. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa disiplin dan penghargaan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Wijaya Karya Mandiri Cabang Kalimantan Timur.
c.       Ningsih (2008)[11] melakukan penelitian dengan judul ‘‘Pengaru Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Salesman Pada PT. Indomaret Balikpapan’’. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa disiplin berpengaruh positif  dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Indomaret Balikpapan.
F.   Dasar Teori
1.      Disiplin Kerja
a.      Pengertian Disiplin Kerja
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa latin ‘‘discipline’’ yang berarti ‘‘latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat’’. Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya. Disiplin merupakan suatu kekuatan yang berkembang didalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku[12].
Rumusan lain menyatakn bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya[13]. Sedangkan pendapat Sastrohadiwiryo[14] disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis[15].
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien.
b.      Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok, antara lain:
1)      Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.
2)      Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3)      Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.
4)      Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi.
5)      Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
c.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kedisiplinan
Menurut Hasibuan[16] faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan adalah sebagai berikut:
1)      Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja dengan sungguh-sungguh.
2)      Teladan pimpinan
Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik.
3)      Balas jasa
Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin tinggi terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar.


4)      Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer yang baik dalam memimpin selalu berusaha bersikap adil terhadap semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.
5)      Waskat (pengawasan ketat)
Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya.
6)      Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya kedisiplinan karyawan.
7)      Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk memberikan sanksi sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan.
8)      Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.
2.      Prestasi Kerja
a.      Pengertian Prestasi Kerja
Mangkunegara[17] mendefinisikan prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Soeprihanto[18] prestasi kerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standar, target, sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
b.      Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Panggabean[19] penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja karyawan dibandingkan dengan tingkat kinerja lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Soeprihanto[20] penilaian prestasi kerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan.
Berdasarkan definisi terdahulu dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi kerja karyawan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan kerja para karyawan dengan cara yang subjektif mungkin serta menggunakan standar kerja yang telah ditetapkan.
c.       Tujuan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Penilaian prestasi kerja karyawan berguna untuk perusahaan serta bermanfaat bagi karyawan. Menurut Hasibuan[21] tujuan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut:
1)      Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.
2)      Untuk mengukur prestasi karyawan yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya.
3)      Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.
4)      Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja.
5)      Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berbeda di dalam organisasi.
6)      Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja dengan baik.
7)      Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
8)      Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9)      Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
10)  Sebagai alat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan tambahan.
11)  Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.
12)  Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan.
 d.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan
Menurut sulistiyani[22] faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan yaitu:
1)      Pengetahuan
Kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi dan daya pikir serta penguasaan ilmu yang lebih luas yang dimiliki karyawan.
2)      Keterampilan
Kemampuan dan penguasaan teknis operasional yang dibidang tertentu yang dimiliki karyawan.
3)      Abilities
Kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang karyawan.
4)      Attitude yaitu suatu kebiasaan yang terpolakan.
5)      Behavior
Perilaku kerja seorang karyawan dalam melaksanakan berbagai kegiatan atau aktivitas kerja.
G.   Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti dan merumuskan hipotesis yang berbentuk alur yang dilengkapi dengan penjelasan yang kualitatif.
Berdasarkan kerangka konseptual di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: ‘‘Disiplin Kerja Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta’’.
H.   Metode Penelitian
1.      Jenis Dan Pendekatan Penelitian
a.       Adapun jenis dan pendekatan penelitian ini penulis menggunakan metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya, dan menginterpretasikannya sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai disiplin kerja dan prestasi kerja karyawan pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
b.      Pendekatan dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan analisis statistik metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh disiplin terhadap prestasi kerja karyawan pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
2.      Waktu Dan Tempat Penelitian
a.       Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan
b.      Adapun lokasi penelitian ini di laksanakan pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta jalan Yos Sudarso Sangatta.
3.      Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a.       Populasi
Menurut Suarsuari Gunto jika populasi > 100 maka probabilitas sampling 30-40%. Pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unit analisis/hasil pengukuran yang dibatasi oleh suatu kriteria tertentu.
b.      Sampel
Cara mengambil sampel yaitu menggunakan sampel random sampling.
c.       Teknik Sampling
Jika N > 100
N =  n
                     r + ne²
e = Standar eror dimulai 1% sampai 10%
4.      Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel adalah gejala atau permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian dengan cara mengambil data terlebih dahulu .
Indikator adalah karakteristik atau ciri-ciri pada suatu variabel yang akan diteliti.
Adapun indikator penelitian sebagai berikut:
NO.
Variabel
Indikator
Deskripsi
1.
Variabel X
Disiplin Kerja
a.       Kehadiran
1.      Ketepatan jam masuk
2.      Ketepatan jam pulang
3.      Taat pada aturan yang berlaku


b.      Tanggung jawab
1.      Menyelesaikan tugas tepat waktu
2.      Melayani nasabah dengan baik
3.      Menjaga rahasia perusahaan
4.      Memelihara sarana dan prasarana kantor


c.       Sikap
1.      Sopan terhadap nasabah
2.      Menjalin kerja sama yang baik dengan rekan kerja
3.      Berpakaian yang sopan


d.      Norma
1.      Bertindak sesuai dengan norma yang berlaku
2.      Menciptakan situasi persaingan yang sehat.
3.      Kerjasama yang dibangun atas kesadaran sendiri
2.
Variabel Y Prestasi Kerja Karyawan
a.       Kinerja
1.      Menyelesaikan pekerjaan sesuai target
2.      Menunjukkan kinerja yang baik
3.      Memaksimalkan produktivitas kerja


b.      Kualitas
1.      Ketepatan kerja
2.      Ketelitian kerja
3.      Keterampilan kerja
4.      Kerapihan kerja


c.       Kuantitas
1.       
2.      Kecepatan kerja
3.      Disiplin kerja
4.      Ketaatan waktu kehadiran
5.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Kuesioner ( angket )
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang variabel disiplin kerja dan prestasi kerja pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
b.      Observasi ( pengamatan langsung )
Observasi adalah pengamatan melibatkan semua indra (penglihatan, pendengaran, pencium, pembau, perasa), pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
c.       Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengadakan pencatatan langsung terhadap dokumen yang berisi berkas-berkas, arsip, profil, keadaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti pada Bank BRI Syariah Cabang Sangatta.
6.      Teknik Analisis Data
Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik pengolahan data sebagai berikut:
a.       Editing
Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik.

b.      Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian tanda berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kategori yang sama, tujuannya adalah menyederhanakan jawaban.
c.       Scoring
Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian, yaitu:
1)      Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju
2)      Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju
3)      Skor 3 diberikan untuk jawaban netral
4)      Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju
5)      Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju
d.      Tabulating
Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS.


[1]Prabowo Narmado, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri, Jurnal Psyche, 2006, cet.1.
[2] Gibson, Donnely, Organisasi, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), edisi 8.
[3]Gouzali Saydam, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), edisi 1, cet.2.
[4]Rivai, Veithzak, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, (Jakarta: Murai Kencana, 2009), cet.1.
[5]Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006).
[6]Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2001), hlm 129
[7]Dwi Puspita Budiarti, Influence Motivate and Descipline Perception Work  the Officer to The Satisfaction of Publik Servicing of Departement Officer in Karimun Regency, Jurnal Psyche, 2008, Cet.1, hlm 1.
[8]David Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2001), hlm 112.
[9]Syamsurizal, Pengaruh Faktor Penunjang Kedisiplinan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pada Sekretariat Wilauah Daerah Tingkat I Samarinda, Skripsi, 2000.
[10]Shelviana Bangun, Disiplin, Penghargaan dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Wijaya Karya Mandiri Cabang Kalimantan Timur, Skripsi, 2005.
[11]Dwi Ningsih, Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Salesman Pada PT. Indomaret Balikpapan, Skripsi, 2008
[12]Tety Asmiarsih, Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Brebes, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, 2006.
[13] Sondang Siagian , Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), Cet. II.
[14]Siswanto Sastrohadiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), Cet. I.
[15]Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005).
[16]Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 194-198.
[17]Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,2001), hlm 67
[18]Jhon Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, (Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 7.
[19]Mutiara Panggabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 72.
[20]Jhon Soeprihanto, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, (Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 7.
[21]Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).
[22]Sulistiyani, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003), hlm. 200.

Post a Comment

4 Comments