MENDESAIN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran
merupakan upaya membelajarkan siswa. Untuk membelajarkan seseoramg, di perlukan
kebijakan teori dan desain pengajaran agar apa yang di lakukan oleh pengajar
berhasil dengan baik.
Ada
beberapa langkah agar dapat mendesain pembelajaran dengan baik. Meng
identifikasi tujuan umum pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran,
mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik maha siswa, merumuskan
tujuan porfermasi, mengembangkan butiran-butiran tes acuan patokan,
mengembangkan dan memilih material pembelajaran, mendsain dan melaksanakan
evaluasi formatif, merevisi bahan pembelajaran, mendesain dan melaksanakan
evaluasi sumatif.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang harus dilakukan pengajar
agar dapat mendesain pengajaran ?
2.
Bagaimana cara mendsain pengajaran
dengan baik, agar semua tujuan dapat tercapai dengan baik ?
3.
Mengapa pengajar harus dapat
mendesain pengajaran dengan baik ?
4. Apakah yang harus di lakukan
pengajar dalam memeraktekkan desain pengajarannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KEMAMPUAN GURU DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN
Spencer and spencer mendefinisikan kemampuan sebagai karaktiristik uang
menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan/atau
superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. R.m. guion dalam spencer and
spencer mendefinisikan kemampuan atau kompetensi sebagai karakteristik yang
menonjol bagi seseorang dan mengidikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir dalam
segala situasi, dan berlangsung terus dalam periode waktu lama. Dari pendapat
tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan merujuk pada kinerja seseorang dalam
suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilakunya. Lebih lanjut spencer and spencer
membagi lima karakteristik kompetensi sebagai berikut.
1.
Motif
Motif adalah suatu yang orang
pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu. Contoh, orang yang termotifasi
dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan tanggung
jawab melaksanakannya.
2.
Sifat. Sifat adalah ksrakteristik fisik
tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi. Contoh, penglihatan yang baik adalah
kompetensi sifat fisik seorang pilot.
3.
Konsep diri. Konsep diri adalah sikap,
nilai, dan image diri seseorang.
Contoh, kepercayaan diri ataubkeyakinan seseorang agar dia menjadi efektif
dalam semua situasi adalah bagian dari konsep diri.
4.
Pengetahuan.
Pengetahuan adalah informasi yang seseorang miliki dalam bidang tertentu.
5.
Keterampilan. Keterampilan adalah
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental.
Mereka juga mengkategorikan komptensi
ke dalam dua bagian, yaitu; threshold
competences dan differentiating
competence. Threshold competences
adalah karakteristik esensial (biasanya pengetahuan atau keterampilan dasar,
seperti kemampuan membaca) yang seseorang butuhkan untuk menjadi efektif dalam
suatu pekerjaan, tetapi bukan untuk membedakan pelaku superior dari yang
rata-rata. Contoh, pengetahuan pedagang tentang produk atau kemampuan mengisi
faktur. Differentiating competence
membedakan pelaku yang superior dari yang biasanya. Contoh orientasi prestasi
yang diekspresikan dalam tujuan seseorang adalah lebih tinggi dari yang
dikehendaki oleh organisasi.
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya
adalah terletak pada tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab
tersebut erat kaitanya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku
profesitersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain adalah kompetensi guru.
Charles E. jhonshons mengemukakan bahwa kemampuan merupakan
perilaku yang rasional untuk mencapia tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan. Menurut crow
dan crow kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi:
a. Penguasaan subject-matter yang akan
di ajarkan.
b. Keadaan fisik dan kesehatannya.
c. Sifat-sifat pribadi dan control
emosinya.
d.
Memeahami sifat- hakikat dan
perkembangan manusia.
e.
Pengetahuan dan kemampuannya untuk
menerapkan prinsip-prinsip belajar.
f. Kepekaan dan
aspirasinya terhadap kebudayaan, Agama, dan etnis.
g. Minatnya
terhadap perbaikan professional dan pengayaan kultural yang terus-menerus
dilakukan.
1.
Pentingnya disain pembelajaran
Menurut
mudhafir (1990) system dapat di artikan sebagai suatu kesatuan unsur-insur yang
saling berintegrasi dan berinteraksi secara fungsional yang memproses masukan
menjadi keluaran. Sedangkan ciri-cirinya lain:
1.
Ada tujuaan yang ingin di capai.
2.
Ada fungsi-fungsi untuk mencapai
tujuan.
3.
Ada komponen yang melaksanakan fungsi-fungsi
tersebut .
4.
Ada interaksi antar komponen.
5.
Ada penggabungan yang menimbulkan
jalinan keterpaduan.
6.
Ada peroses trasformasi.
7.
Ada proses balikan untuk perbaikan.
8.
Ada daerah batasan dan lingkungan.
2.
Pengertian
disain pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang
perencanaan yang rumusannya berbeda
antara satu dengan yang lain. Chunningham misalnya mengemukakan bahwa
perencanaan itu ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta ,
imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan datangdengan tujuan memvisualisasi Dan
memformulasi hasil yang di inginkan, urutan kegiatan yang di perlukan, dan
prilaku dalam batas-batas yang dapat di terima yang akan di gunakan dalam
penyelesaian.
Definisi yang kedua mengemukakan bahwa
perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is ) dengan bagaimana sehaarusnya (what should be ) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan,
prioritas, program dan alokasi sumber. Bagaimana seharusnya adalah mengacu pada
masa yang akan dating. Perencanaan disini menekankan pada usaha mengisi
kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang yang sesuai
dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan
sekarang dengan keadaan mendatang yang diinginkan.
Sementara itu definisi yang lain bahwa
perencanaan ialah suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
Ketiga definisi diatas telah
memperlihatkan tekanan dan rumusan yang berbeda. Yang satu mencari wujud yang
akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lainnya menghilangkan
kesenjangan antara keadaan masa sekarang dengan masa yang akan datang, dan yang
satu lagi merubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang juga
berubah.
Berdasaarkan rumusan diatas, maka dapat dibuat suatu rumusan baru tentang
apa itu perencanaan, yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat suatu kegiatan
dapat berbajal dengan baik, serta dengan berbagai langkah yang antisifasif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
B.
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
Pembelajaran atau
pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam
pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada
kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan
inti dari perencanaan pembelajaran.
Dasar perlunya
perencanaan pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran sebagaimana disebutkan
di atas, dimaksudkan agar dapat di capai perbaikan pembelajaran. Upaya
perbaikan pembelajaran ini di lakukan dengan asumsi sebagai berikut. Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu di awali dengan perencanaan
pembelajaran yang di wujudkan dengan adanya desain pembelajaran. Untuk
merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system. Perencanaan
desain pembelajaran di acukan pada bagaimana seseorang belajar untuk
merencanakan suatu desain pembelajaran di acukan pada siswa secara perorangan.
Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akanada tujuan langsung pembelajaran, dan tujuan
pengiring dari pembelajaran. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran
adalah mudahnya siswa untuk belajar. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan
semua variable pembelajaran. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah
penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
1.
Perbaikan
kualitas pembelajaran
Perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dengan perbaikan desain
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya
perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran,
tahapan yang akan dilakukan oleh guru atau dosen dalam mengajar telah terancang
dengan baik, mulai dari mengadakan analisis dari tujuan pembelajaran sampai
dengan pelaksanaan evaluasa sumatif yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.
Pembelajaran
dirancang dengan pendekatan system
Untuk
mencapai kualitas pembelajaran, maka desain pembelajaran yang dilakukan
haruslah di dasarkan pada pendekatan system. Hal ini di dasri bahwa dengan
pendekatan system akan memberikan peluang yang lebih besar dalam
mengitegrasikan semua variable yang memengruhi belajar, termasuk keterkaitan
antarvariabel pengajaran, yakni variable kondisi pembelajaran, variable metode,
dan variable hasil pembelajaran.
3.
Desain pembelajaran mengacu pada bagaimana
seseorang belajar
Kualitas pembelajaran juga banyak
tergantung pada bagaimana pembelajaran itu dirancang. Rancangan pembelajaran
biasanya dibuat berdasarkan pendekatan perancangannya. Apakah bersifat intuitif
atau bersifat ilmiah. Jika bersifat intuitif, maka rancangan pembelajaran
tersebut banyak diwarnai oleh kehendak perancangnya. Akan tetapi, jika dibuat
berdasarkan pendekatan ilmiah, maka rancangan pembelajaran tersebut diwarnai
oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuan pembelajaran. Disamping itu,
pendekatan lain adalah pembuatan rancangan pembelajaran bersifat intuitif
ilmiah yang merupakan paduan antara keduanya sehingga rancangan pembelajaran
yang dihasilkan disesuaikan dengan pengalaman empiris yang pernah ditemukan
pada saat melaksanakan pembelajaran yang dikembangkan pula dengan penggunaan
teori-teori yang relevan. Berdasarkan tiga pendekatan ini, maka pendekatan
intuitif ilmiah akan dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih sahih dari dua
pendekatan lainnya, apabila digunakan secara terpisah. Berbagai teori yang
telah dikembangkan mengenai belajar, misalnya teori behavioristic yang
menekankan pada perilaku yang tmpak sebagai hasil belajar. Teori pengelolaan
informasi yang menekankan pada bagaimana suatu informasi itu diolah dan
disimpan dalam ingatan. Teori ketiga terpijak pada psikologi kongnitif yang
memandang bahwa proses belajar adalah mengaitkan pengetahuan baru ke struktur
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa, dan hasil belajar akan berupa
terbentuknya struktur pengetahuan yang baru yang lebih lengkap.
4. Desain pembalajaran diacukan pada siswa
perorangan
Seseorang
dalam belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan atau perilaku belajar dapat ditata atau
dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar itu akan tetap berjalan
sesuai dengan karakteristik siswa. Siswa yang lambat dalam berfikir, tidak mungkin dipaksa
dalam bertindak secara cepat. Sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan
berpikir tinggi tidak mungkin dipaksa bertindak dengan cara lambat. Dalam hal
ini, jika perencanaan pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti
ini, maka besar kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin
tertinggal. Akibatnya proses pembelajaran dalam suatu kelompok tertentu akan
banyak mengalami hambatan karena perbedaan karakteristik siswa yang
diperhatikan.
5. Desain pembelajaran harus diacukan pada
tujuan
Hasil pembelajaran mencakup hasil
langsung dan hasil tak langsung ( pengiring ). Perancangan pembelajaran perlu
memilah hasil pembelajaran yang langsung dapat di ukur setelah selesai
pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah
melalui keseluruhan proses pembelajaran, atau hasil pengiring.
6. Desain pembelajaran diarahkan pada
kemudahan belajar
Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang di
lakukan guru dapat terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan
pembelajaran. Jika hal ini di lakukan dengan baik, maka sudah tentu sasaran
akhir dari pembelajaran, yaitu terjadinya kemudahan belajar siswa dapat di
capai.
7.
Desain
pembelajaran melibatkan variable pembelajaran
Desain pembelajaran diupayakan mencakup
semua variable pengajaran yang di rasa turut memenuhi belajar. Ada tiga
variable pembelajaran yang perlu di pertimbangkan dalam merancang pembelajaran
ketiga variable tersebut adalah kondisi, metode, dan hasil pembelajaran.
8.
Desain
pembelajaran penetapan metode untuk mencapai tujuan
Ada tiga perinsip yang perlu di
pertimbangkan dalam upaya menetapkan metode belajaran. Ketiga perinsip tersebut
adalah:
a.
Tidak ada satu metode pembelajaran yang
unggul untuk semua tujuan dari semua kondisi.
b.
Metode (strategi) pembelajaran yang
berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.
c.
Kondisi pembelajaran yang berbeda bisa
memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran.
C.
LANGKAH-LANGKAH
MENDESAIN PEMBELAJARAN
Berbagai mdel dapat di kembangkan dalam mengorganisasi
pembelajaran. Salah satu
di antarannya adalah model dick and caray (1945 ) dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi tujuan umum
pengajaran.
Kita ketahui bahwa sasaran akhir dari suatu program
pembelajaran tercapainya tujuan umum pembelajaran tersebut. Tujuan pengajaran
adalah untuk menentukan apa yang dapat di lakukan oleh anak didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Melaksanakan
analisis pengajaran.
Dengan
ini pembelajaran akan di identifikasi keterampilan-keterampilan bawahan (sub ordinate skills). Jadi posisi
analisis pembelajaran dalam keseluruhan desain pembelajaran merupakan
prasyarat, sebagai perilaku yang menurut urutan gerak fisik berlangsung lebih
dahulu, prilaku yang menurut proses psikologis muncul lebih dahulu atau secara
kronologis terjadi lebih awal sehingga analisis ini merupakan acuan dasar dalam
melanjutkan langkah-langkah desain berikutnya.
3.
Meng identifikasi tingkah laku masukan
dan karakteristik siswa.
Dengan ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
kualitas perseorangan untuk dapat di jadikan sebagai petunjuk dalam
mempreskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran.
4.
Merumuskan tujuan performansi.
Dick and carey (1985) mneyatakan bahwa tujuan
performasi terdiri dari :
a.
Tujuan harus menguraikan apa yang akan
dapat dikerjakan oleh anak didik.
b.
Menyebutkan tujuan, memberi kondisi
atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada waktu anak didk berbuat.
c.
Menyebutkan kreteria yang digunakan
untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan dalam tujuan.
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan
patokan.
Tes
acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung mengukur istilah
patokan yang di deskripsikan dalam suatu pernagkap tujuan khusus.dan hasil tes
tersebut berguna untuk;
a. Mendiagnosis dan menempatkan dalam
kurikulum.
b. Mencek hasil belajar dan menemukan
kesalahan pengertian sehingga dapat diberikan pengajaran remedial.
c. Menjadi dokumen
kemajuan belajar.
d. Mengembangkan
strategi pengajaran.
Komponen strategi pembelajaran terdiri dari:
1). Kegiatan pra
pembelajaran.
2). Penyajian
informasi.
3). Peran serta
mahasiswa
4). Pengetesan.
5). Kegiatan
tindak lanjut.
6). Mengembangkan
dan memilih material pembelajaran.
7). Mendsain dan
melaksanakan evaluasi formatif.
8). Merevisi bahan
pembelajaran.
10). Mendsain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Desain
pengajaran dalam proses belajar- mengajar adalah metode yang sangat membantu ketertarikan dan
pengertian siswa atau mahasiswa dalam
menimba ilmu. Dengan adanya desain pengajaran yang baik siswa dan mahasiswa
dapat menjadi sepaerti yang pendidik inginkan, akantetapi siswa atau mahasiswa
juga harus memiliki hamasyah/semangat yang tinggi untuk mencari ilmu karena
dengan tidak adanya ketidak keinginan atau semangat untuk belajar atau mencari
ilmu bagaimanapun cara pengajar menyampaikan, mendesain pengajaran dll, maka
tidak aka nada pengaruh untuk menjadikannya siswa atau mahasiswa seperti yang
di harapkan.
B. Kritik Dan Saran
Tidak ada yang
sempurna di dunia ini kecuali Rosulullah SAW.
Dan sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah semata. Maka dari itu sangat di harapkan kritik dan
saran para pembaca yang di rahmati Allah. Agar dapat tercapai visi dan misi
dalam penulisan makalah ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan baru dalam bidang
pendidikan. Dan atas perhatian dan kepeduliannya kami ucapkan jazakumullah
khoyron katsiron.
DAFTAR RUJUKAN
Uno, Hamzah B.,
Orientasi Baru Dalam Psikologi
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
0 Comments