Jangan Lalaikan Anak Kita

Sebuah cerita dari kelurga yang hidup serba kecukupan, ayahnya adalah seorang yang super sibuk dengan pekerjaannya, karena kesibukkannya ia sering keluar kota bahkan tak jarang ia keluar negeri untuk mengurus bisnisnya. dengan demikian ia jarang pulang dan berkumpul bersama keluarganya. sedang ibunya pun sama seperti ayahnya, walau ibunya bekerja tak seperti ayahnya (keluar kota atau keluar negeri) namun pekerjaannya membuat sang ibu cukup sibuk mengurus pekerjaannya hingga ia pulang larut malam setiap hari.
nyaris ayah dan ibunya tidak melihat perkembangan anak dan kebutuhan psikologi sang anak. suatu ketika ketika sang anak hendak berangkat sekolah, entah kenapa tiba-tiba sang anak minta agar sang ibu mau memandikannya, hal ini cukup mengejutkan buat sang ibu, karena seperti biasanya sang anak selalu dimandikan oleh baby sitternya. permintaan itu tidak digubris oleh sang ibu, karena ia cepat-cepat hendak berangkat bekerja, akhirnya permintaan itupun tidak terkabulkan oleh sang ibu.
waktu terus berlalu, sang ibu bekerja hingga larut malam, sang ibu hanya menyaksikan buah hatinya telah tertidur lelap. keesokan harinya, dengan antusias sang anak kembali meminta agar sang ibu mau memandikannya, namun lagi-lagi permintaan itu diabaikan, begitu setiap pagi sang anak selalu minta untuk dimandikan, namun permintaan itu hanya menjadi harapan kosong, dalam hati sang anak berharap suatu hari nanti sang ibu akan memandikannya.
pada suatu ketika, sang anak tiba-tiba jatuh sakit, badannya panas, baby sitter yang saat itu sedang menjaga sang anak lalu menghubungi sang ibu, namun telephon sang ibu tak kunjung diangkatnya hingga beberapa kali, mungkin karena kesibukannya sang ibu tidak mengangkat telephonnya. akhirnya sang anak tadi dibawa kerumah sakit oleh baby sitternya. setibanya di rumah sakit baby sitter mencoba menghubingi sang ibu, akhirnya pada waktu itu sang ibu mengngkat telephon dari baby sitternya. "halo bu,, ini saya bibi bu,,," ujar baby sitter, "iya,,, ada apa bi,, kok kayak tergesa-gesa" jawab sang ibu, "anu bu,,,anu,, Ahmad lagi di rumah sakit bu, tadi saya nelphon ibu tapi tidak diangkat-angkat" ujar sang bibi, tanpa berfikir panjang sang ibu langsung menuju ke rumah sakit, setibanya di rumah sakit, sang ibu mendatangi kamar sang anak dirawat, setibanya dikamar, sang ibu melihat sang bibi lagi menangis, "ada apa bi,, kok bibi menangis" sang bibi tidak bisa menjawab, ia hanya terdiam lesu, "mana ahmad bi,," sambil melihat kerumunan para dokter sang bibi menunjukkan ke arah kerumunan dokter itu,, akhirnya sang ibu mendatangi kerumunan itu. "mana anak saya,, mana anak saya,,," ujar sang ibu, langit serasa runtuh ketika sang ibu melihat anaknya sudah tak bernyawa, sang ibu terduduk lesu sambil menyaksikan anaknya yang sudah tak bernyawa, ia menangis histeris,,"anakku,, anakku,,anakku",,, namun nasi sudah menjadi bubur, walaupun dia menangis histeris tidak akan dapat menghidupkan kembali anaknnya, di benak sang ibu terbayang kalau sang anak hanya meminta untuk dimandiin, "nak,,, mama janji akan memandikanmu nak,, ayo bangun nak,,," ya,, benar saja,, setibanya jenzah sang anak dibawa kerumah sang ibu memenuhi janjinya, ia memandikan sang buah hati untuk pertama kali, dan ini satu-satunya kesempatan ia memandikan anaknya, sang ibu tak dapat menahan rasa sedihnya, ia selalu menangis, timbul penyesalan yang mendalam didalam hatinya"seandainya mamamu ini mau memandikanmu, mungkin tidak akan seperti in" ujar dalam hatinya, setelah selesai memandikan akhirnya jenazah sang anak di kuburkan, kesedihan sang ibu tak kunjung reda, bahkan setelah anaknya dikuburkan tangisan sang ibu menjadi histeris,, sambil melihat kubur sang anak tadi "anakku,,,, aku ibumu nak,,, kasih mama kesempatan, biarkan mama memandikanmu setiap pagi nak,,,, mama janji,,," sambil memluk kuburan sang anak yang masih basah. SEKIAN.

Pelajaran yang dapat kita petik adalah, kesibukan janganlah menjadi alasan untuk kita tidak memberi perhatian yang lebih terhadap anak, seorang anak tidak membutuhkan harta yang berlimpah, namun ia hanya membutuhkan kasih sayang yang berlimpah dari kedua orang tua, gunakanlah kesempatan kita selagi kita mampu merawat mereka, kesempatan tidak datang dua kali.

Post a Comment

0 Comments