Berkat Pertolongan Si Pengemis

kita hidup di dunia ini tidak sendirian, alangkah baiknya jika kita selalu menolong sesama, karena kita tidak tahu akan kedepannya, mungkin dengan pertolongan kita, suatu saat kita juga mendapat pertolongan di waktu kita sedang susah, berikut cerita yang menarik untuk dibaca.
disuatu kota kecil, ada seorang penjual makanan yang sangat ramah, ia memili seorang anak wanita yang masih anak-anak, sedangkan ibunya sudah meninggal, keramahan sang ayang membuat pelanggan warungnya tidak pernah sepi, setiap hari selalu dikunjungi oleh pembeli, ya,, walau sebenarnya keuntungan yang ia ambil tidak banyak tapi cukup untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari.

 
suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang masih kecil, ia adalah seorang pengemis jalanan, bajunya rompang ramping, seharian ia mengemis tetapi ia belum juga mendapatkan uang untuk beli makanan. karena tuntutan perut yang lapar timbul dibenaknya untuk mencuri makanan, akhirnya ia mencuri makanan yang dijual dipinggir jalan, namun na'as sang pemilik jualan mengetahuinya sambil berteriak maling-maling,,,,,!!!!
sang anak yang masih bocah lari kocar-kacir sambil membawa makanan yang dicurinya, ia terus berlari hingga ia tertangkap pas didepan rumah sang pemilik warung yang ramah tadi, warga banyak berkumpul untuk sekedar melihat sang bocah yang tertangkap tadi, lalu keributan itu mencuri perhatian sang pemilik warung yang raah tadi, "ada apa ini?,," tanya sang pemilik warung,
"ini pak,, dia mencuri makanan saya",, ujar sang penjual yang dicuri tadi,,
" haduh,, anak kecil saja kalian mau keroyok, ,," ujar sang pemilik warung tadi, lalu sang pemilik warung mendekat ke sang anak yang mencuri tadi sambil membawa sebungkus makanan, "ini,,, ambil dan pergilah",, ujar sang pemilik warung tadi,,
sang anak pun berlari dengan kencangnya tanpa menoleh kebelakang bahkan ia tak terfikir untuk sekedar mengucapkan terimakasih atas makanan yang ia telah berikan.
waktu terus berjalan, hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, sang anak wanita tadi tumbuh dewasa, ia kini bisa membantu ayahnya untuk berjualan, sedangkan ayahnya kini sudah tua, penghasilan yang pas-pasan membuat sang anak ini tidak bisa melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi.
suatu ketika, ketika sang ayah yang sedang sibuk mengurus warungnya, tiba-tiba saja sang ayah jatuh, anaknya yang pada waktu itu sedang membantu ayahnya mencoba membangunkan ayahnya, "ayah,,,ayah,, kenpa yah,,?" sambil terisak-isak tangis, akhirnya dibantu warga setempat sang ayah tadi dibawa kedokter, setelah diperiksa oleh dokter, bukanlah kabar baik yang diterima, justru kabar tersebut bagaikan petir menyambar di siang hari, sang anak harus menerima kabar bahwa ayahnya terserang penyakit jantung berikut dengan rincina harga yang harus ditebus jika dioperasi. tentu saja kabar ini mebuat sang anak tiba-tiba lemas dan seluruh tubuhnya gemetaran karena mendengar kabar buruk tersebut. namun tekat sang anak sudah bulat untuk bisa membiayai oprasi ayahnya, ia mencoba mencari pinjaman kesana-kemari, namun tak satu orangpun dapat memberi pinjaman. ia bingung harus kemana lagi, yang selalu diingatnya adalah agar ayahnya bisa sembuh, siang malam ia selalu berdoa agar diberi kemudahan.
seperti hari-haari biasa, warung yang ia kelola sepi karena tidak pernha lagi berjualan semenjak ayahnya sakit. rasa pasarah mulai melintasi pikiran sang anak, ia sudah tak punya apa-apa lagi, pada akhirnya ia memutuskan untuk memberanikan diri untuk membicarakan masalah ini langsung kepada manajer rumah sakit tersebut, beruntung bagi dia karena ia langsung diperbolehkan bertemu sang manajer, setelah ia bertemu ia menceritakan semuanya, dari tempat tinggalnya hingga penyakit yang di alami ayahnya, sambil menangis ia menceritakan semuanya. kemudian setelah mendengar curhatan sang anak tadi, sang dokter lalu meminta rincian biaya yang harus dikeluarkan, setelah mebaca semua rincian tadi lalu sang dokter mengambil pulpen dan mencoret daftar harga tadi dengan coretan angka 0, lalu kertas yang berisi rincian harga tersebut dikembalikan kepada sang anak tadi, dan menyurhnya pergi ke kasir, entah karena kesedihannya ia tak sadar bahwa kertas rincian harga tadi sudah dirubah dan harga yang harus dikeluakan adalah 0, setelah sampainya didepan kasir lalu ia menyodorkan kertas tadi ke kasir, setelah sang kasir selesai membaca lalu sang kasir berkata" untuk biayanya tidak ada ya mbak",, sontak hal ini membuat kaget sang anak tadi, lalu ia mencoba membaca kertas rincian harga tadi, ternyata semua nominal menjadi angka 0, dengan rasa yang sangat senang ia langsung pergi ke ruang manajer tadi, "terima kasih pak terima kasih" sambil mencium tangan sang manajer tadi, "justru sayalah yang berterima kasih kepada ayahmu, karena dialah yang menolong saya ketika saya dikejar-kejar oleh warga, karena dialah yang mau memberi sedikit makanan untuk saya yang sedang lapar, saya dulu tidak sempat berterima kasih, dan karena ayahmu saya menjadi seperti ini, dia yang memberiku motivasi untuk berhasil" sang anak tadi bingung, siapa dia, ujar dalam hatinya,, "masih bingung ya?" ujar sang dokter, "AKULAH SANG PENGEMIS DULU YANG DITOLONG OLEH AYAHMU".

sekian.

Post a Comment

0 Comments