Apa Itu Niat

 Apa itu niat?,, berikut ini adalah penjelasan mengenai apa itu niat

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan Allah dengan mengemban tugas sebagai ḣalifah sekaligus hamba Allah yang harus mengabdikan diri ('ibâdah) kepada-Nya. Hal ini tercermin pada Firman Allah dalam Quran surat al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak Kamu ketahui."
'Ibâdah sebagai tugas manusia dijelaskan dalam firman-Nya dalam Quran surat al-Żâriyât ayat 56: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku".
Suatu aktivitas muslim dapat dikategorikan ibadah jika dilandasi dengan niat yang iḣlâş, semata-mata karena Allah. Hal ini ditegaskan Allah dalam Quran surat al-Bayyinah ayat 5: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus".

B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian niat?
2.    Apa dasar hukum tentang niat?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Niat
Niat adalah suatu maksud atau keinginan.
Niat, kemauan dan tujuan merupakan rangkaian yang terajut dalam satu perngertian, yaitu suatu kondisi dan sifat hati yang menghubungkan dua hal yaitu ilmu dan amal. Ilmu pengetahuan mendahului karena dia menjadi dasar dan syarat, sedangkan amal mengikuti karena dia merupakan hasil dari ilmu atau pengetahuan. Setiap aktifitas tidak bisa tidak, pasti memuat tiga unsur pokok yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan, karena orang tidak menginginkan apa yang dia tidak tahu, tetapi walaupun orang mengetahui namun tidak ada keinginan untuk melakukan aktifitas juga tidak akan terjadi dan ketika orang dengan pengetahuannya melakukan sesuatu maka dia pasti punya tujuan tertentu.

B.    Landasan Niat
1.    Hadits tentang Niat
Adapun dasar niat yang tercantum dalam hadis Nabi yang artinya sebagai berikut:
“Diriwayatkan dari Umar ibn Khattab RA., ia berkata, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda:”bahwasanya amal itu hanyalah berdasarkan pada niatnya. Sesungguhnya bagi tiap-tiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan Rasulnya,  maka ia akan memperoleh keridhaan Allah dan Rasulnya. Barangsiapa yang hijrahnya itu karena mencari dunia ia akan mendapatkannya atau karena seorang perempuan, maka ia akan menikahinya. Maka balasan hijrah itu sesuai dengan apa yang diniatkan ketika hijrah.” (HR. Bukhari).



2.    Sumber Riwayat
Adapun yang menjadi sumber riwayat dari hadist di atas adalah Umar ibn Khattab yang menerima dan terlibat langsung dalam penerimaan hadits dari Rasulullah Saw. Umar ibn Khattab al-Faruq berasal dari etnis yang terpandang mulia dan berkedudukan tinggi. Ia lahir di kota Mekah 4 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw. Umar mempunyai postur tubuh yang tegap dan kuat, wataknya keras, berani dan sangat disiplin. Pada masa remajanya, ia dikenal sebagai pegulat perkasa dan sering menampilkan mendemonstrasikan kemampuan dan keperkasaannya dalam pesta tahunan besar UKaz dimekah. Umar sebelum memeluk islam, adalah seorang tokoh arab yang sangat terhormat, berwibawa, dan mempunyai pengaruh yang sangat besar, ia sangat keras menantang seruan dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullag Saw.
3.    Asbabul Wurud (sebab-sebab turunnya Hadits)
Adapun latar belakang yang menyebabkan lahirnya hadits tersebut di atas adalah sebagaimana yang diriwayatkan Az-Zubair ibn Bakkar bahwa hadits tersebut disabdakan Nabi Saw. Ketika bersama umat islam dan para sahabatnya yang berhijrah yang baru sampai di kota Madinah. Para sahabat yang baru tiba di Madinah langsung diseran perasaan lelah dan letih yang luar biasa. Dan tiba-tiba dating pula seorang dari rombongan itu yang ikut hijrah hanya dengan harapan ingin mendapatkan dan melamar seorang perempuan yang juga ikut berhijrah. Nabi Saw. Mengetahui hal ini, lalu beliau naik ke atas mimbar dan bersabda”Wahai sekalian manusia, sesungguhnya amal itu didasarkan atas niatnya (sabda ini diulangi sampai 3x). barangsiapa yang hijrahnya untuk Allah dan Rasulnya maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasulnya juga. Barangsiapa yang hijrahnya untuk mencari keduniaan atau untuk menikahi seorang perempuan maka ia akan memperolehnya. Sesungguhnya seseorang itu mendapatkan dari hijrahnya itu berdasar pada niat hijrahnya. 

C.    Pengaruh Niat Dalam Amal Ibadah
Niat merupakan syarat drai suatu pekerjaan yang akan dilakukan seseorang, sehingga suatu perbuatan yang tidak disertai dengan niat terutama apabila perbuatan itu wajib hukumnya maka dia menjadi tidak sah menurut hokum. Oleh karena niat itu yang mengarahkan dan memotivasi dilakukannya suatu perbuatan, maka nilai dari suatu perbuatan itu tergantung pada niatnya, jika niat melakukan suatu perbuatan itu tulus karema Allah maka nilainya akan sampai kepada Allah dan akan mendapat balasan darinya, tetapi jika niatnya karena suatu yang lain maka akan sampai pula apa yang akan diniatkan tersebut dan tidak akan sampai kepada Allah.
Karena itu, islam mengajarkan bahwa sesungguhnya hidup ini secara totalitas hanyalah untuk mengabdi kepada Allah, dan pengabdian yang memiliki nilai dalam pandangan Allah adalah pengabdian yang disertai niat yang tulus karenanya. Sebagaimana firman Allah dalam surah Adz-Dziriyat ayat 56 yang berbunyi:
        
Artinya “Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”
Penghambaan atau amal ibadah itu harus dilakukan dengan pehuh ketulusan dan diniatkan semata-mata karena tunduk kepadanya, sebab jika tidak maka kebaikan dari amal yang dilakukannya tidak akan sampai kepadanya, sebab Allah hanya memerintahkan hambanya untuk beribadah kepadanya dengan tulus demi mengharap keridhaannya, sebagaimana firmannya dalam surah al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi:
       
Artinya “Dan hanyalah mereka diperintahkan untuk menyembah ALLAH serta mengikhlaskan agaman baginya (beribadah untuk mengharapkan ridhahnya”
Dengan memahami ayat diatas maka dapat dikatakan bahwa amal shaleh yang tidak disertai ketulusan semata-mata karena Allah, karena tunduk perintahnya maka amal tersebut tidak akan sampai kepadanya. Karena yang sampai kepada Allah adalah ketakwaannya, bukan semata-mata amal lahiriahnya. 



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Pengertian niat adalah suatu maksud atau keinginan. Niat, kemauan dan tujuan merupakan rangkaian yang terajut dalam satu perngertian, yaitu suatu kondisi dan sifat hati yang menghubungkan dua hal yaitu ilmu dan amal
2.    Dasar hokum niat adalah “Diriwayatkan dari Umar ibn Khattab RA., ia berkata, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda:”bahwasanya amal itu hanyalah berdasarkan pada niatnya. Sesungguhnya bagi tiap-tiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan Rasulnya,  maka ia akan memperoleh keridhaan Allah dan Rasulnya. Barangsiapa yang hijrahnya itu karena mencari dunia ia akan mendapatkannya atau karena seorang perempuan, maka ia akan menikahinya. Maka balasan hijrah itu sesuai dengan apa yang diniatkan ketika hijrah.” (HR. Bukhari).

Post a Comment

0 Comments