BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Ketika
bangsa kita mengalami berbagai perubahan sosial sebagai akibat dari aneka
krisis yang menimpa (krisis moneter, krisis politik, krisis kepercayaan, dan
lain-lain) tampaknya semua karakter sosial yang melekat dalam diri kita dan
pernah diagung-agungkan itu, mulai berangsur-angsur hilang dan bahkan kita
mulai menampakkan karakter sosial yang bengis dan menakutkan. Hal itu nampak
paling transparan dalam bentuk tindakan-tindakan yang destruktif yang dilakukan
kita manusia terhadap sesama yang ada di sekitar kita seperti, benturan,
konflik, kekerasan, pembunuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan,
penculikan, terorisme, dan lain-lain.
Tindakan-tindakan
destruktif seperti itu tentu akan mengacak-ngacak modal sosial (social capital)
yang telah kita miliki. Modal sosial yang di dalamnya terdiri atas norma-norma
sosial yang seharusnya terpelihara dan terjaga kelanggengannya sekarang telah
teracak-acak oleh aktivitas-aktivitas manusia yang lebih tidak beradab. Otonomi
Daerah yang kehadirannya dimungkinkan untuk dapat memupuk modal sosial, belum
berperan banyak untuk menumbuhkan rasa solidaritas, kejujuran, keadilan,
kerjasama, dan sebagainya. Karena itu, sekarang harus ada upaya untuk
menumbuhkembangkan lagi modal sosial yang semakin menipis ini dalam institusi
lokal yang merupakan cikal bakal terbentuknya insitusi global.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa faktor apa saja yang menjadi permasalahan
modal sosial pendidikan indonesia.
2. Interaksi apa saja yang menjadi modal sosial
pendidikan.
3. Bagaimana solusi problimatika modal sosial
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Modal Sosial
Pengertian
Modal Sosial Menurut Tokoh – Tokoh
1.
Menuerut Piere Bourdieu
Konsep modal meski merupakan khasanah ilmu ekonomi
tetapi tetap dipakai oleh Bourdieu karena beberapa cirinya yang mampu
menjelaskan hubungan – hubungan kekuasaan:
a.
Modal terakumulasi melalui investasi
b.
Modal sosial diberikan kepada yang lain melalui
warisan
c.
Modal dapat memberikan keuntungan sesuai dengan
kesempatan yang dimiliki oleh pemiliknya untuk mengoprasikan penempatannya
2. James S
Coleman
Coleman
tidak memberikan definisi modal sosial dalam rumusan kalimat, modal sosial
didefinisikan dengan fungsinya. Modal sosial bukan entitas tunggal tetapi
terdiri dari aspek struktur – struktur sosial dan menfasilitasi tindakan –
tindakan tertentu dari aktor apakah perorangan atau badan hukum tertentu.
Artinya bukan struktur sosial yang paling di sini, melainkan fungsinya.
3. Rnadall
collin
Melakukan
kajian tentang apa yang ia sebut sebagai fenomena mikro dari interaksi sosial
yaitu norma dan jaringan yang sangat berpengaruh pada kehidupan organisasi
soisal. Aturan yang terbentuk dalam masyrakat akan menajdi dasar yang kuat
dalam setiap proses tarnsaksi sosial.
4. Robert D
Putnam
Putnam
menggambarkan modal sosial sebagai corak organisasi sosial seperti keprcayaan,
norma – norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan
memfasilitasi tindakan bersama.
5. Farncis
Fukuyama
Dalam
bukunya Tha Great Disruption modal
sosial menunjukkan pada serangkaian norma informasi yang dimiliki bersama
diantara para angota suatu kelompok yang memungkinkan terjadinnya kerjasama
diantara mereka.ia membenci catatan bahwa nilai dan norma bersama itu tidak
serta merta menjadi modal sosial ( ingat kisah mafioso ).
6. Alejandro
Portes
Modal sosial
hasil dari ketrlekatan yaitu ketrlakatan antara individu sebagai kesatuan
hubungan dengan orang lain karena kemampuan individu untuk memperoleh modal
sosial tidak inheren di dalam individu. Karena kapasitas individu untuk
mengatur ke;angkaan sumberdaya berdasarkan atas keanggotaan mereka di dalam
jaringan atau struktur sosial yang lebih luas.
7. Bank Dunia
Modal sosial
sebagai yang merujuk ke dimensi institusional, hubungan – hubungan yang
tercipta dan norma – norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan
sosial dalam masyarakat. Modal sosial bukan sekedar deretan jumlah institusi
atau kelompok yang menopang kehidupan sosial, melainkan dengan spektrum yang
lebih luas sebagai perekat yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara
bersama – sama.
8. Modal sosial
sebagai suatu rangkaian proses hubungan manusia yang ditopang
oleh jaringan norma – norma dan kepercayaan sosial yang memungkinka efisien dan
efektifnya koordinasi dan kerjasama unutk keuntungan dan kebijakan bersama.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa modal sosial adalah
suatu konsep dengan berbagai definisi yang saling terkait, yang didasarkan pada
nilai jaringan sosial. Sejak konsepnya dicetuskan, istilah “modal sosial” telah
digambarkan sebagai “sesuatu yang sangat manjur bagi semua masalah yang menimpa
komunitas dan masyarakat di masa kini.
Modal sosial awalnya dipahami sebagai suatu bentuk di mana masyarakat
menaruh kepercayaan terhadap komunitas dan individu sebagai bagian didalamnya.
Mereka membuat aturan kesepakatan bersama sebagai suatu nilai dalam
komunitasnya. Di sini aspirasi masyarakat mulai terakomodasi, komunitas dan
jaringan lokal teradaptasi sebagai suatu modal pengembangan komunitas dan
pemberdayaan masyarakat.
Modal sosial merupakan kekuatan yang mampu membangun civil community yang
dapat meningkatkan pembangunan partisipatif, dengan demikian basis modal sosial
adalah trust, idiologi dan religi. Modal sosial dapat dicirikan dalam bentuk
kerelaan individu untuk mengutamakan keputusan komunitas, Dampak dari kerelaan
ini akan menumbuhkan interaksi kumulatif yang menghasilkan kinerja yang
mengandung nilai sosial.
Manusia belum disebut manusia yang sebenarnya, bila ia tidak ada dalam
suatu masyarakat, karena itu pula maka manusia disebut sebagai makhluk sosial.
Manusia pada dasarnya tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan baik
tanpa hidup bermasyarakat. Sejak lahir, manusia membutuhkan pertolongan manusia
lain, sampai dewasa dan meninggal (dan dikubur), ia pun tetap membutuhkan
manusia lain. Kemandirian manusia tidak diartikan sebagai hidup sendiri secara
tunggal, tapi hidup harmonis dan adaptif dalam tatanan kehidupan bersama.
Seperti yang dikemukakan oleh Fairchild (1980) masyarakat merujuk pada kelompok
manusia yang memadukan diri, berlandaskan pada kepentingan bersama, ketahanan
dan kekekalan/kesinambungan.
Kebersamaan, solidaritas, toleransi, semangat bekerjasama, kemampuan
berempati, merupakan modal sosial yang melekat dalam kehidupan bermasyarakat.
Hilangnya modal sosial tersebut dapat dipastikan kesatuan masyarakat, bangsa
dan negara akan terancam, atau paling tidak masalah-masalah kolektif akan sulit
untuk diselesaikan. Kebersamaan dapat meringankan beban, berbagi pemikiran,
sehingga dapat dipastikan semakin kuat modal sosial, semakin tinggi daya tahan,
daya juang, dan kualitas kehidupan suatu masyarakat. Tanpa adanya modal sosial,
masyarakat sangat mudah diintervensi bahkan dihancurkan oleh pihak luar.
Sebenarnya ada dua macam modal sosial, sebagaimana diulas oleh McElroy Jorna
dan Engelen (2006), yaitu modal sosial yang psiko-sentris, dan modal sosial
yang sosio-sentris. Modal psiko-sentris berbentuk kemampuan seseorang dalam
memanfaatkan jaringan atau relasi sosial untuk melakukan sesuatu. Istilah
sehari-harinya, orang yang punya modal sosial psiko-sentris ini adalah “orang
gaul”, pergaulannya luas, banyak teman, suka nraktir (dan ditraktir) , dan
pandai memanfaatkan hubungannya untuk memperlancar urusan. Kadang bentuk
kemampuan ini dilihat secara rada sinis, karena orang yang memilikinya
cenderung terlihat suka berkolusi dan pandai “memanfaatkan teman”. Padahal
seringkali kemampuan bergaul ini bersifat positif dan memang diperlukan di
segala bidang (tidak hanya bisnis atau politik).
Modal sosial akan tampak lebih “netral” jika kita melihatnya sebagai modal
yang sosio-sentris. Dalam bentuk sosio-sentris, modal ini terlihat sebagai
sebuah tindakan kolektif yang di dalamnya mengandung hubungan-hubungan pribadi.
Misalnya, modal sosial ini sering terucapkan secara bercanda dalam kata-kata
“Bersatu kita teguh, bercerai kita… kawin lagi!” Maksudnya adalah betapa
penting bagi sebuah komunitas untuk bertindak secara kolektif, dan tindakan
kolektif ini kemudian dapat dimanfaatkan (atau istilah kerennya:
diapropriasikan) oleh seseorang yang memerlukannya, baik dalam bentuk
organisasi atau sistem sosial itu sendiri. Pemanfaatan ini menimbulkan
keberuntungan (baik keberuntungan finansial maupun keberuntungan lain) bagi
orang itu maupun bagi sesama anggota komunitas yang lain. Kita sering bilang,
“Elu untung, gue untung.. sama-sama senang, lah!”
B. Wujud Nyata Dari Modal Sosial
Modal sosial
terkadang merupakan sesuatu yang sangat tidak riil dan tampaknya sangat susah
untuk sekedar dibayangkan. Mahluk apakah social capital itu? Berwujud
apakah dia sehingga banyak membuat orang terinspirasi oleh pentingnya kehadiran
modal sosial sebagai pendukung pemberdayaan masyarakat, pendukung demokrasi
termasuk sebagai salah satu pilar penting dalam pengembangan good governance
yang dewasa ini banyak diperbincangkan masyarakat kita.
C. Hubungan social
Merupakan
suatu bentuk komunikasi bersama lewat hidup berdampingan sebagai interaksi
antar individu. Ini diperlukan sebab interaksi antar individu membuka
kemungkinan campur tangan dan kepedulian individu terhadap individu yang lain.
Bentuk ini mempunyai nilai positif karena masyarakat mempunyai keadilan sosial
di lingkungannnya.
D. Adat dan
nilai budaya local
Ada banyak
adat dan kultur yang masih terpelihara erat dalam lingkungan kita, budaya
tersebut kita akui tidak semua bersifat demokratis, ada juga budaya-budaya
dalam masyarakat yang terkadang sangat feodal bahkan sangat tidak demokratis.
Namun dalam perjalanan sejarah masyarakat kita, banyak sekali nilai dan budaya
lokal yang bisa kita junjung tinggi sebagai suatu modal yang menjunjung tinggi kebersamaan,
kerjasama dan hubungan sosial dalam masyarakat.
E. Toleransi
Toleransi atau menghargai pendapat orang lain merupakan salah satu
kewajiban moral yang harus dilakukan oleh setiap orang ketika ia berada atau
hidup bersama orang lain. Sikap ini juga yang pada akhirnya dijadikan sebagai
salah satu prinsip demokrasi. Toleransi bukan berati tidak boleh
berbeda, toleransi juga bukan berarti diam tidak berpendapat. Namun toleransi
bermakna sebagai penghargaan terhadap orang lain, memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk berbicara serta menyadari bahwa pada dasarnya setiap orang
mempunyai kepentingan yang berbeda.
F. Kesediaan
untuk mendengar
Dalam
belajar berdemokrasi kita sangat tidak asing dengan upaya seperti menghormati
pendapat orang lain, toleransi dan lain-lain. Namun ada satu hal yang hampir
terlupakan yaitu tentang kesediaan
mendengar pendapat orang lain. Begitu juga dalam bernegara, kearifan mendengar
suara rakyat merupakan salah satu bentuk toleransi dan penghargaan negara
terhadap masyarakat. Apa yang berkembang di dalam masyarakat sebagai suara
rakyat haruslah ditampung, disimak dan dipahami untuk mengkaji ulang kebijakan
“kebijakannya. Kekuasaan yang tidak mampu lagi mendengar suara anggotanya
adalah kekuasaan yang tidak lagi inspiratif, dan tidak menjalankan kedaulatan
rakyat. Kekuasaan seperti ini haruslah direformasi.
G. Kejujuran
Merupakan
salah satu hal pokok dari suatu keterbukaan atau transparansi. Dalam
masyarakat kita hal ini sudah ada, dan ini sangat mendukung perkembangan
masyarakat ke arah yang lebih demokratis karena sistem sosial seperti ini akan
mensuramkan titik-titik korupsi dan manipulasi di kalangan masyarakat adat
sendiri.
H. Kearifan lokal
dan pengetahuan local
Merupakan
pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat sebagai pendukung nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat. Penghargaan terhadap nilai lokal ini memunculkan
kebersamaan antar anggota masyarakat yang akan diturunkan kepada generasi
berikutnya.
I. Jaringan
Sosial dan Kepemimpinan Sosial
Jaringan
sosial terbentuk berdasarkan kepentingan atau ketertarikan individu secara
prinsip atau pemikiran. Sementara itu kepemimpinan sosial terbentuk dari
kesamaan visi, hubungan personal atau keagamaan. Seluruh kepemimpinan sosial
muncul dari proses demokrasi. Dalam demokrasi yang dominan adalah adu konsep
rasional dan gagasan terhadap suatu kemajuan.
J. Kepercayaan
Merupakan
hubungan sosial yang dibangun atas dasar rasa percaya dan rasa memiliki bersama.Dalam
soal ini, deskripsi Fukuyama relevan untuk dikemukakan. Dalam buku Trust:
The Social Virtues and The Creation of Prosperity (1985), Francis Fukuyama
mengeksplorasi modal sosial itu guna mendeskripsikan betapa masyarakat yang
telah memiliki modal sosial. Suatu masyarakat, dengan kepercayaan tinggi,
dijamin sukses menjalankan visi dan misinya (high-trust society). Di
sana digambarkan, masyarakat bersatu padu demi masyarakat keseluruhan.
Kesediaan orang untuk berkorban, ini mengingatkan kita kepada zaman revolusi,
betapa suasana yang tercipta adalah kepercayaan yang tinggi. Sebaliknya, sikap
saling curiga, suka menaruh kecewa kepada unit masyarakat yang lain, selalu
menabung cemburu satu sama lain, adalah indikasi rendahnya kepercayaan (low-trust
society) di masyarakat. Mungkin inilah yang oleh Fukuyama diistilahkan
dengan zero trust society, sebelum menginjak ke arah yang lebih runyam
ketiadaan kepercayaan.
K. Kebersamaan
dan Kesetiaan
Perasaan
ikut memiliki dan perasaan menjadi bagian dari sebuah komunitas.
L. Tanggung
jawab social
Merupakan
rasa empati masyarakat terhadap perkembangan lingkungan masyarakat dan berusaha
untuk selalu meningkatkan ke arah kemajuan.
M. Partisipasi
masyarakat
Kesadaran
dalam diri seseorang untuk ikut terlibat dalam berbagai hal yang berkaitan
dengan diri dan lingkungannya.
N. Kemandirian
Keikutsertaan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan yang ada
dalam masyarakat dan keterlibatan mereka dalam institusi yang ada
dilingkungannya sebagai rasa empati dan rasa kebersamaan yang mereka miliki
bersama.
O. Modal Sosial Pendidikan
Modal sosial pendidikan timbul dari adanya interaksi antara orang-orang
dalam komunitas pendidikan. Meskipun interaksi terjadi karena sebagai
alasan,orang-orang berinteraksi,berkomunikasi,dan kemudian menjalin kerja sama
pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan untuk berbagi cara mencapai tujuan
bersama yang tidak jarang berbeda dengan tujuan dirinya sendiri secara pribadi.
Interaksi semacam ini melahirkan Modal Sosial Pendidikan yang ikatan-ikatan
emosional yang menyatukan orang untuk mencapai tujuan bersama,yang kemudian
menumbuhkan kepercayaan dan keamanan yang tercipta dari adanya relasi yang
relatif panjang.
P. Kepercayaan.
Secara umum orang tua menginginkan pendidikan yang lengkap untuk
anak-anak mereka. Mereka menginginkan generasi mudanya dapat bertahan hidup dan
berkembang menjadi warga negara yang berbudaya dan berpendidikan serta memiliki
kemampuan untuk berperan secara penuh dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pendapat Fiske, 1993 bahwa orang tua adalah pelanggan utama
sekolah yang mempunyai tujuan pokok agar anak-anak mereka memperoleh pendidikan
yang bermutu. Oleh karena itu, bagaimana sebuah sekolah menciptakan kepercayaan
orang tua untuk menyekolahkan anaknya pada sekolah tersebut. Pengoptimalan
sumber daya yang ada memang diperlukan untuk melakukan kegiatan yang membangun
nilai tambah bagi lembaga pendidikan.
Q. Jaringan Sosial (partisipasi, solidaritas, kerjasama)
Jaringan
sosial terbentuk berdasarkan kepentingan atau ketertarikan individu secara
prinsip atau pemikiran. Sementara itu kepemimpinan sosial terbentuk dari
kesamaan visi, hubungan personal atau keagamaan. Seluruh kepemimpinan sosial
muncul dari proses demokrasi. Dalam demokrasi yang dominan adalah adu konsep
rasional dan gagasan terhadap suatu kemajuan.
Kebersamaan,
solidaritas, toleransi, semangat bekerjasama, kemampuan berempati, merupakan
modal sosial yang melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Hilangnya modal sosial
tersebut dapat dipastikan kesatuan masyarakat, bangsa dan negara akan terancam,
atau paling tidak masalah-masalah kolektif akan sulit untuk diselesaikan.
Kebersamaan dapat meringankan beban, berbagi pemikiran, sehingga dapat
dipastikan semakin kuat modal sosial, semakin tinggi daya tahan, daya juang,
dan kualitas kehidupan suatu masyarakat. Tanpa adanya modal sosial, masyarakat
sangat mudah diintervensi bahkan dihancurkan oleh pihak luar. Pranata Sosial
(nilai-nilai bersama, aturan-aturan) Pranata Sosial adalah wadah yang
memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut pola perilaku yang sesuai
dengan norma yang berlaku.
Horton dan
Hunt mengartikan pranata sosial sebagai suatu hubungan sosial yang terorganisir
yang memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur yang sama dan yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar teertentu dalam masyarakat. Keterangan
Contoh di sekolah sebagi lembaga sosial budaya untuk memperoleh pendidikan
mempunyai aturan-aturan. setiap orang harus berperillaku sesuai dengan
aturan-aturan tertentu sehingga proses pendidikan berjalan dg baik. Begitu juga
di bank, mempunyai aturan sendiri, setiap karyawan harus berperilaku sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Sebagai
sebuah bangsa atau kelompok, masyarakatIndonesiamemiliki unsur-unsur kebudayaan
sendiri. Salah satu unsurnya adalah organisasi sosial. Di dalam organisasi
sosial yang terbangun dalam kebudayaan bangsaIndonesia, pemerintah baik dari
pusat hingga daerah merupakan bagiannya. Dalam masing-masing unsur kebudayaan
bangsa Indonesia terdapat pranata-pranata yang disepakati bersama.
Pranata-pranata inilah yang kemudian dilaksanakan bersama untuk menjalankan
kehidupan bangsa tersebut sebagai sebuah kelompok masyarakat. Kota Surakarta
sebagai bagian dari bangsaIndonesiajuga berkewajiban untuk menjalankan pranata
sosial yang sudah terbangun. Salah satu wujud pranata tersebut adalah peraturan
peundang-undangan. Peraturan
perundang-undangan atau pranata tersebut juga mengatur banyak hal yang terkait
dengan pelaksanaan sistem sosial di dalamnya. Salah satunya diKotaSolo.
Amanat dari
pranata sosial yang disepakati mengatur tentang bagaimana agar komunikasi antar
kelompok dalam masyarakatnya terbangun dengan baik, tidak saling berbenturan,
dapat bekerja sama antara yang satu dengan yang lain, saling memahami, tidak
saling menganggu, sejahtera, dan lain sebagainya. Pemerintah merupakan satu
organisasi sosial yang bertugapranata social yang sudah disepakati. Dari
pranata-pranata social ini diturunkan kembali kedalam aturan-atauran yang lebih
kecil. Misalnya, ketika menggunakan fasilitas publik maka kepentingan anggota
masyarakat lain juga harus dipikirkan agar tidak ada pihak yang dirugikan dalam
penggunaan fasilitas tersebut. Hal inilah yang kemudian menginisiasi munculnya
retribusi, pajak (meskipun sebagian orang ada juga yang menyamakan dengan
upeti), sumbangan dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Modal sosial
adalah suatu konsep dengan berbagai definisi yang saling terkait, yang
didasarkan pada nilai jaringan sosial. Modal sosial terkadang merupakan sesuatu
yang sangat tidak riil dan tampaknya sangat susah untuk sekedar dibayangkan. Modal sosial pendidikan timbul dari adanya
interaksi antara orang-orang dalam komunitas pendidikan. Sedangkan problematika
yang terjadi antara lain pranata sosial, kepercayaan, dan jaringan sosial.
Solusis brolematika modal pendidikan yang ada di Indonesia yang Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial
yang berkaitan dengan sistem pendidikan, antara lain dan Kedua, solusi teknis, yakni solusi untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan internal dalam penyelenggaraan sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ireyogya.org/adat/modul_modalsosial.htm
Prijono, Onny S. 1966. Pemberdayaan Konsep,
Kebjakan dan Implementasi.Jakarta: Centre for Strategic and International
Studies.
Soekamto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu
Pengantar.Jakarta: CV. Rajawali.
Sugiyanto. 2002. Lembaga Sosial.
Jogyakarta: Global Pustaka Utama.
Field, John. Modal Sosial. Medan:Bina
Media Perintis
0 Comments