Pendekatan Scientific Kurikulum PAI 2014
A.
Latar Belakang Masalah
Perubahan merupakan sesuatu yang
harus terjadi pada bidang pendidikan. Perubahan yang terjadi adalah pergantian
kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya. Dalam rangka menerapkan pendidikan
yang bermutu, pemerintah telah menetapkan Kurikulum Tahun 2013 untuk diterapkan
pada sekolah/madrasah.
Penerapan kurikulum ini tentu dilakukan secara bertahap.
Di beberapa sekolah telah melaksanakan kurikulum Tahun 2013, sedangkan untuk
madrasah (MI, MTs, dan MA) akan diberlakukan secara serentak akan deberlakukan
tahun 2014. Ada banyak komponen yang melekat pada kurikulum tahun 2013 ini. Hal
yang paling menonjol adalah pendekatan dan startegi pembelajarannya. Guru masih
memahami dan menerapkan pendekatan dan startegi pembelajaran kurikulum
sebelumnya. Hal ini perlu ada perubahan mindset dari metodologi
pembelajaran yang lama menuju pada metodologi pembelajaran sesuai dengan yang
diterapkan pada kurikulum tahun 2013. Tidak semua guru bisa menerima pergantian
kurikulum ini. Guru yang baik adalah guru yang mau menerima perubahan,
melakukan pertumbuhan, dan perkembangan dalam dunia pendidikan.
Pada kurikulum sebelumnya, proses
pembelajaran di kelas masih kurang mendapatkan perhatian. Belum semua guru
melakukan inovasi pada kegiatan inti pembelajaran. Hal yang terdengar masih
membingungkan pada kurikulum 2013 adalah kegiatan inti pembelajaran. dalam
dunia pendidikan kegiatan inti pembelajaran sering disebut dengan methodology.
Bagi semua pemegang kebijakan serta semua pelaksana pendidikan sangat penting
untuk melihat metodologi pembelajaran pada kurikulum tahun 2013. Metodologi ini
menggamit Pendekatan dan Strategi Pembelajaran. Pada penerapan Pendekatan dan
Strategi Pembelajaran ini, guru masih berbeda pendapat. Ada istilah pendekatan
pembelajaran, model pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan
strategi pembelajaran. Hal ini bila diperbincangkan akan menimbulkan hal yang
bersifat debatable. Oleh karena itu, bagi guru yang terpenting adalah
merubah mindset dan memahami serta mampu menerapkan pendekatan dan model
pembelajaran yang diterapkan pada kurikulum tahun 2013 ini dengan baik sesuai
dengan standar proses yang telah dipersyaratkan sesuai dengan peraturan yang
dibelakukan oleh kementerian pendidikan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Pendekatan
Scientific?
2. Bagaiaman
Kriteria Pendekatan Scientific ?
3.
Bagaiaman
langkah-langkah pembelajaran Scientific?
4.
Apa saja sifat-sifat
atau nilai-nilai nonilmiah yang harus dihindari dalam proses belajar?
A.
Pengertian Pendekatan Scientific
Pendekatan adalah konsep dasar yang
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana
metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu
banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode. Pendekatan
ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatar belakangi perumusan
metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan
pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari
pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang
melandasi penerapan metode ilmiah. Pengertian penerapan pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran tidak hanya fokus pada bagaimana mengembangkan kompetensi
siswa dalam melakukan observasi atau eksperimen, namun bagaimana mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sehingga dapat mendukung aktivitas
kreatif dalam berinovasi atau berkarya.[1]
Scientific approach (pendekatan
ilmiah) adalah pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada aplikasi
pembelajaran kurikulum 2013. Pendekatan ini berbeda dari pendekatan
pembelajaran kurikulum sebelumnya pada setiap langkah inti proses pembelajaran,
guru akan melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pendekatan
ilmiah.[2]
B. Kriteria Pendekatan Scientific
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas
kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi
edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir
secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran
4. Mendorong dan
menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan,
dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu
memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya
C. Langah-langkah
pembelajaran Scientific
Adapun langkah-langkah dalam
pembelajaran Scientific yaitu:[4]
1. langkah pembelajaran observing
(mengamati). Siswa mengamati obyek yang akan dipelajari. Kegiatan belajarnya
adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).
Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi. Dalam hal ini guru menyajikan perangkat pembelajaran berupa media
pembelajaran. dalam kegitan mengamati, guru menyajikan video, gambar,
miniature, tayangan, atau obyek asli. Siswa bisa diajak untuk bereksplorasi
mengenai obyek yang akan dipelajarai. Pada pembelajaran bahasa Inggris, siswa
melihat video untuk mengamati sebuah percakapan. Sebagai contoh untuk
mengajarakan Kompetensi Dasar 3. 1. Memahami fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan pada ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan
permintaan maaf, serta responnya, sesuai dengan konteks. Pada KD 3.1.
tersebut
materi pokoknya adalah ungkapan
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya
Sedangkan KD 4.1. Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan
merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, dengan
memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks. Materi pokok pada KD 4.1 adalah menyusun teks lisan
sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan, pamitan, ucapan terimakasih,
dan permintaan maaf. Dari KD 3.1 dan KD 4.1 materinya adalah sama. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa KD 3.1 merupakan pengetahuan (cognitive) yang
harus dikuasai siswa kelas VII SMP/MTs dengan indikator memahami,
sedangkan KD 4.1 merupakan keterampilan yang akan dicapai berupa kata kunci
menyusun teks. Untuk memahami dan menyusun teks mengucapkan dan merespon
sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, guru perlu
menayangkan contoh percakapan tersebut.
2. questioning (menanya). Kegiatan belajarnya
adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa
yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Pada
kegiatan pembelajaran ini siswa melakukan pembelajaran bertanya. Siswa yang
pandai dan cerdas akan bertanya atau menjawab pertanyaan baik dari guru maupun
dari teman. Dari tayangan video percakapan yang ada mengenai sapaan,
pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, siswa akan bertanya
kepada guru atau teman se kelas mengenai bagaimana menyapa, berpamitan,
mengucapkan terimakasih, meminta maaf serta bagaimana mersepon ungkapan
tertsebut. Pada langkah ini suasana pembelajaran yang berhasil adalah terjadinya
komunikasi aktif diskusi materi pelajaran. Siswa akan saling bertanya dan
saling menjawab mengenai stuktur kalimat, makna kata, pronounciation yang
benar.
3. associating (menalar/mengolah informasi).
Kegiatan belajarnya adalah pertama, mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; kedua, pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Pada kegiatan ini siswa
akan menalar yaitu menghubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. pada kegiatan ini siswa berlatih menerapkan apa
yang dipelajari sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh
pembelajaran bahasa Inggris pada kelas VII SMP/MTs. Kompetensi Dasar 3. 1. diatas.
Pada KD 3.1. tersebut materi pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan,
ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya Sedangkan KD
4.1. Menyusun teks lisan sederhana untuk mengucapkan dan merespon sapaan,
pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Materi pokok pada KD 4.1 adalah menyusun teks lisan sederhana. Melihat 2
hal itu bahwa materi pokoknya adalah ungkapan sapaan, pamitan, ucapan
terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya. Pada KD 3.1 adalah
memahami dan pada KD 4.1 adalah menyusun teks. Melihat KD 3.1 dan KD 4.1 siswa
akan belajar menyusun teks ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan
permintaan maaf, serta responnya berdasarkan struktur bahasa yang
dipelajari pada capain KD 3.1 sebagai pengetahunan yang telah dipelajarai untuk
diasosiasikan dengan menyusun teks sesuai pada KD 4.1.
4. experimenting (mencoba). Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan
informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen,
membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/ aktivitas,
wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan
sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai
cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang
hayat. Pada langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut untuk mencoba
mempraktekkan apa yang dipelajari. Ketika siswa telah bisa menyususn teks
tentang pembelajaran bahasa Inggris pada KD 3.1 dan KD 4.1 yaitu memahami da
menyusun ungkapan sapaan, pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf,
serta responnya, mereka akan mencoba membuat kalimat sebanyak mungkin
tentang materi tersebut. Kegiatan ini bisa dilakukan secara kelompok, secara
berpasangan dan secara individu. Siswa akan mencaba mempraktikkan apa yang
dipelajari baik pada keterampilan reseptif (membaca dan mendengarkan, maupun
pada`keterampilan produktif (berbicara dan menulis). Mereka juga dituntut untuk
mengembangkan kemampuan penguasan kosakta berkaitan dengan KD yang dipelajarai.
Keaktifan siswa dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan bahasa pada
contoh ini, sangat diperlukan dan sangat dipentingkan. Guru akan membimbing
seluruh siswa dalam mencoba mempraktikkan dan mengembangkan kemampuan
penguasaan pengetahuan dan penguasaan keterampilan pada bidang ini. Hal yang
sangat penting adalah bahwa seluruh siswa harus bisa mengikuti pembelajaran
dengan riang dan gembira.
5. networking (membentuk jejaring). Networking adalah kegiatan siswa
untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap
jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar. Pada tahapan ini siswa mempresentasikan kemampuan mereka mengenai apa
yang telah dipelajari sementara siswa lain menanggapi. Tanggapan siswa lain
bisa berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan tentang materi presentasi. Guru
berfungsi sebgai fasilitator tentang kegiatan ini. Dalam kegiatan ini semua
siswa secara proporsional akan mendapatkan kewajiban dan hak yang sama. Siswa
akan terlatih untuk menjadi narasumber, menjadi orang yang akan mempertahankan
gagasannya secara ilmiah dan orang yang bisa mandiri serta menjadi orang yang
bisa dipercaya. Para siswa melakukan kegiatan networking ini harus
dengan perasaan riang dan gembira tanpa ada rasa takut dan tekanan dari
siapapun. Guru akan melakukan penilaian otentik dalam proses pembelajaran ini
dan penilaian hasil Pembelajaran. Siswa yang aktif dan berani mengemukakan
gagasan/pendapatnya secara ilmiah tentu akan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Siswa yang masih mempunyai rasa takut dan kurang percaya diri akan terlatih
sehingga menjadi pribadi yang mandiri., dan pribadi yang bisa dipercaya. Semua
kegiatan pembelajan akan kembali kepada pencapaian ranah pembelajaran yaitu
ranah sikap, ranah kognitif dan ranah ketrampilan.
[1]
http://gurupembaharu.com/home/mendalami-penerapan-pendekatan-ilmiah-dalam-pembelajaran.
Diunduh pada tangggal 22 Maret 2014
[2] http://guraru.org/guru-berbagi/pendekatan-sciencetific-seperti-apa-anda-menerapkannya. Diunduh pada tangga 22 Maret 2014
[3] http://ramkawat.wordpress.com/2013/07/10/model-pembelajaran-pendekatan-scientific-pada-kurikulum-2013/Model Pembelajaran Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013. Diunduh pada tanggal 20 Maret 2014
[4]
http//bdksependekatanscientific:Bagaiaman menerapkannya? (+3).Diunduh pada
tanggal 22 Maret 2014
0 Comments