Instrumen Pengumpul Data

Instrumen Pengumpul Data


Manusia merupakan instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Karena segala sesuatu belum memiliki bentuk yang pasti baik masalah, prosedur penelitian, data yang akan dikumpulkan, bahkan hasil yang diharapkan semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.

Menurut Nasution (1996: 55-56) manusia sebagai instrumen utama dalam penelitian dengan pertimbangan bahwa peneliti sebagai instrumen penelitian sesuai untuk penelitian kualitatif dengan ciri-ciri antara lain:
  1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat berinteraksi terhadap segala stimulasi dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian, tidak ada instrumen lain yang dapat bereaksi dan berinteraksi terhadap demikian banyak faktor dalam situasi yang senantiasa berubah-rubah.
  2. Tiap situasi merupakan keseluruhan, peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
  3. Situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan situasi semata-mata. Untuk memahaminya harus merasakannya, menyelaminya, dan melakukan penghayatan.
  4. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh baik dengan cara menafsirkan maupun memberikan hipotesis dan arah pengamatan.
  5. Hanya manusia sebagai instrumen yang dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakan sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan.
  6. Manusia atau peneliti sebagai instrumen pengumpul data penelitian, maka respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
Berdasarkan pertimbangan di atas, menunjukkan bahwa permasalahan yang menjadi fokus penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan dengan jelas dan pasti sebelumnya. Instrumen penelitian kualitatif  dituntut untuk dapat menentukan permasalahan sebagai fokus penelitian, setelah terjun ke lapangan sejalan dengan berlangsungnya penelitian. Instrumen dituntut mengejar klarifikasi, mengejar makna dibalik yang nampak, mencari fenomena  yang lebih esensial daripada sekedar gejala dan sebagainya.

Untuk itu dengan adanya kenyataan ini maka instrumen yang mampu memenuhi kriteria tersebut hanyalah manusia. Dalam penelitian ini menjadi instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri, dengan dibantu menggunakan draft wawancara dan observasi.

Post a Comment

0 Comments