PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM PAI
2013 TERHADAP PEMBENTUKAN AHKLAK DI SMA SANGATA UTARA
A.
Latar Belakang
Masalah
Pada sebuah pengembangan kurikulum terdapat beberapa pembentukan yang ingin di
capai untuk memajukan mutu peserta didik, dalam hal
ini guna untuk
menjadikan pesrta didik yang berahklak baik, namun dalam
kehidupan nyata ini
tidak hanya satu
atau dua masalah saja
yang kita temukan di masyarakat, banyak sekali
para peserta didik yang
tidak memahami fungsi
dan tanggung jawabnya
sebagai peserta didik.
Hingga banyak sekali yang sekarang ini mulai terlihat beberapa kejanggalan yang terjadi di muka
bumi ini. Peserta didik yang melakukan
pelanggaran tidak hanya untuk tauran antara sekolah, namun juga pembunuhan yang
dilakukan peserta didik karena ada rasa dendam yang tercipta karena unsur
saling olok-mengolok antara peserta
didik, dan mengakibatkan pembunuhan. Selain itu
banyak lagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan
peserta didik. Disinilah peran guru
dan orang tua untuk
mendidik anak-anak mereka
kearah yang lebih
baik, dan sangat
diharapkan kurikulum disekolah
selalu mengarah ke ahklak
yang lebih baik pula.
Sehingga langkah yang ingin ditempuh didalam pembentukan Ahklak yang baik didalam
kurikulum 2013. Maka, disetiap sekolah
menengah lebih terfokuskan untuk pembentukan
kurikulum yang lebih
mengutamakan pembentukan Ahklak
yang lebih baik. Sehingga
terciptanya peserta didik yang baik pula, Selain itu kinerja dari para guru turut pula
mendukung untuk pembentukan ahklak yang
lebih baik. Setiap
guru di haruskan
untuk bertutur kata sopan
dan santu dalam
menghadapi siswa-siswinya, agar
terciptanya suasana dalam
proses ajar mengajar
yang harmonis agar mudah pula siswa-siswinya menerima pelajaran
yang diberikan oleh para guru-guru disekolah. Diharapkan pula setiap sekolah
untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler pengajian
rutin, agar peserta didik terbekali secara
dalam dan hati
terselimut dengan rasa
takut untuk berbuat salah
dalam mengambil sebuah
tindakan yang memang
berdampak negatif bagi dirinya
dan orang lain
di sekitarnya.
Sekolah menengah atas yang sering disebut sebagai SMA ini merupakan
tahap akhir persekolah menuju bangku perkuliahan, SMA merupan tempat dimana
kita menimba ilmu yang mendominasi kepada pase perjurusan IPA atau IPS. SMA
Sangata utara merupakan sekolah yang berada di bagian Utara sengata. Yang
berdiri sejak tahun 1988, memiliki kapasitas murid sebanyak 700 siswa, dan setiap
pegawai yang mencapai 25 orang, dan 5 orang untuk guru agama, sehingga total
pegawai mencapai 30 orang pegawai, setiap guru atau pegawai yang berada
disekolah SMA Sangta utara sangat memiliki nilai kompeten dan memiliki rasa
solidaritas antara guru maupun siswa siswinya. SMA Sangata utara sudah pernah
mendapatkan gelar sekolah terfavorit untuk di kawasan Kutai Timur. SMA Sangata
Utara merupakan sekolah menegah atas yang sangat mendominasi dalam bidang
akademik maupun non akademik, dilihat dari kegiatan ekstrakulikuler yang
diambil oleh setiap siswa-siswinya. Tidak sedikit yang mau ikut bergabung
didalam kegiatan tersebut, aktif di non akademik tapi mampu memberikan nilai
terbaik di akademinya pula.
Berdasarkan uraian di atas, untuk lebih mengetahui pengaruh kurikulum
PAI 2013 maka penulis terlebih dahulu
mengetahui isi dari kurikulum PAI 2013 yang telah di buat. Sehingga dapat
menyesuaikan apa yang akan diterapkan oleh setiap guru-guru
dan apa yang
diserap setiap para
pesrta didik. Dalam hal ini
penulis sangat tertarik
dengan keberadaan kurikulum PAI 2013 dalam pembentukan ahklak. Sehingga penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh
Penerapan Kurikulum PAI 2013 Terhadap Pembentukan Ahklak
di Sekolah Menengah Atas Sangata Utara. Selain itu
penulis juga melakukan
penelitian apa yang
akan terjadi dengan adanya
penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap
ahklak peserta didik selama
proses penerapan kurikulum
tersebut di pergunakan.
B.
Rumusan Masalah
Untuk memudahkan peneliti, dan agar mimiliki arah yang jelas maka
terlebih dahulu penulis menuliskan perumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana penerapan kurikulum PAI
2013 di SMA Sangata Utara ?
2.
Bagaimana pembentukan ahlak di SMA
sangata Utara ?
3.
Seberapa pengaruh penerapan
kurikulum PAI 2013 terhadap ahklak peserta didik ?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian saya adalah :
1.
Untuk mengetahui apa pengaruh
penerapan kurikulum 2013 di SMA Sangata Selatan
2.
Untuk mengetahui pembentukan akhlak
apa yang terbangun setelah penerapan kurikulum 2013 di SMA Sangata Selatan
3.
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penerapan kurikuluim 2013
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis yaitu sebagai berikut :
1.
Secara teoritis
Sebagai salah satu cara
untuk memperluas pengetahua peneliti khususnya orang yang berinteraksi langsung
dengan siswa pada umumnya tentang Pengaruh Penerapan Kurikulum PAI 2013 Terhadap Pembentukan Ahklak SMA Sangata
Utara.
2.
Secara Praktis
a.)
Sebagai bahan pertimbangan dan
evaluasi bagi SMA Sangata Utara dalam pembentukan ahklak setiap siswa-siswinya.
b.)
Sebagai bahan pijakan bagi
penelitian lebiah dalam lagi tentang pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013
terhadap pembentukan ahklak di SMA
Sangata Utara.
c.)
Sebagai bahan referensi bagi guru
dan pegawai di SMA Sangata Utara.
E.
Kajian Teori
1.
Pengertian Kurikulum
Kurikulum bila dipahami memiliki makna yaitu perangkat mata pelajaran
dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi tentang rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada
peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Pengertian tentang
kurikulum menjadi dua sudut pandang yaitu :
a.
Pengerian secara etimologi
Secara etimologi, kurikulum (curriculum)
berasal dari bahas Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere
yang berarti “tempat berpacu”. Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia
olah raga pada zaman Yunani Kono di Yunani, yang mendukung pengertian suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian
digunakan oleh dunia pendidikan.
b.
Pengertian secara terminologi
Secara terminologi
kurikulum dapat diartikan, Tradisional atau sempit dan moderend atau luas.
Tradisional menyebutkan awalnya kurikulum diartikan sebagai subject atau mata pelajaran
atau bidang studi yang harus dikuasai anak didik secara kognitif untuk lulus
mendapat ijazah. menurut Sejumlah mata pelajaran atau trening yang diberikan
sebagai produk atau pendidikan. Pengertian Kurikulum Menurut
Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.[1] Dan menurut Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah
dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta
didik melalui berbagai.[2]
Sehingga istilah kurikulum sekarang ini disamakan dengan pedoman mengajar,
silabus atau buku teks yang ditetapkan. Secara modern meyebutkan keseluruhan
pengalaman anak atau peserta didik saat berada di dalam kelas yang berjadwal,
diluar kelas yang tidak berjadwal, diluar kelas (seperti dilaboraturium,
halaman) bahkan luar sekolah (seperti kunjungan wisata, musium) yang mempunyai
tujuan dan dibawah tanggung jawab sekolah. Modern menyebutkan kurikulum
digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan
yang harus ditempuh atau diselesaikansiswa guna mencapai tingkatan tertentu
secara formal dan dapat di pertanggung jawabkan.
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam menjamin
keberhasilan proses pendidikan, artinya tanpa kurikulum yang baik dan tetap
akan sulit mencapai tujuan sasaran pendidikan yang dicita-citakan.
2.
Pengertian pendidikan agama
islam
Didalam kehidupan bermasyarakat atau pun disekolah tentu kita telah
mengenal tentang pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam merupakan salah
satu pelajaran yang sangat wajib diterapkan disetiap sekolah. Untuk lebih
memahami tentang pengertian pendidikan agama islam (PAI), dibawah ini beberapa
pendapat mengenai pendidikan agama islam.
a.
Al-syaibany mengemukakan bahwa
pendidikann agama islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta
didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitar. Proses tersebut
dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi
dan propesi diantara sekian banyak propesi asasi dalam masyarakat.
b.
Muhammad Fadhil Al-Jamaly
mendifinisikan pendidikan islam sebagai upaya pengembangan, mendorong, serta
mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan akan
terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan
potensi akal, perasaan maupun perbuatannya.
c.
Ahmad D. Marimba mengemukakan
bahwa pendidikan islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama (insankamil).
d.
Ahmad Tafsir mendifinisikan
pendidikan islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.
Dari uraian diatas penulis
dapat menyimpulkan bahwa pendidikan islam adalah suatu sistem yang memungkinkan
seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan kehidupanya sesuai dengan
ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup didunia.
3.
Fungsi pendidikan agama islam
Telah kita ketahui bahwa pendidikan agama islam adalah suatu sistem,
agar dapat mengarah kebaikan. Pendidikan agama islam sangat lah besar
pengaruhnya terhadap tingkah laku peserta didik. Jadi, ada beberpa fungsi
pendidikan agama islam.
a.
Pengembangan untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, yang telah diterapkan dalam
lingkungan kelurga . pada dasar yang pertama mempunyai kewajiban menanamkan
keimanan dan ketaqwaan dilakukan setiap orang tua terhadap keluarganya. Sekolah
berfungsi untuk menumbuh kembangkan
lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan pengajaran dan pelatihan agar
keimanan dan ketaqwaan dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
b.
Penanaman nilai sebagai pedoman hidup
untuk mencari kebahagian dunia akhirat.
c.
Penyesuaian mental yaitu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang dapat mengubah lingkungan
sesuai dengan ajaran agama islam.
d.
Perbaikan untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam
keyakinannya, pemahaman dan pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Pencegahan untuk menangkal hal-hal
negatif dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri dan
menghambat perkembangan menuju manusia sempurna. Sesuai dengan misi Rasulullah
SAW.
f.
Penyaluran untuk menyalurkan
anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang ajaran agama islam supaya bakat
tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat di manfaatkan untuk
dirinya sendiri dan orang lain.
Landasan atau pondasi dalam pendidikan agama
islam adalah terdiri dari al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, yang dapat
dikembangkan dengan ijma, qiyas masalah mursalah, suddudzdria’ah, urf, ihtisani
dan lainnya. Karena pendidikan menyangkut ruang lingkup muamalah. Al-Qur’an dan
sunnah adalah dua sumber pokok dalam melakukan ijma’ pada semua amal perbuatan
secara islami.
4.
Akhlak
a.
Pengertian akhlak
Ahklak adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia karena ahklak
mencakup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia
yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan khaliq atau dengan sesama
mahkluk.
Ada dua pendekatan untuk mendifinisikan ahklak, yaitu pendekatan
linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Ahklak
berasal dari bahsa arab yakni khuluqun yang menurut loghat diartikan budi
pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat itu mengandung segi-segi
persesuaiaan dengan perkataan khalaqun yang berarti kejadian, serta erat
hubungannya dengan khaliq yang berarti diciptakan. Perumusan ahklak timbul
sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan
mahkluk dan antara mahkluk dengan mahkluk. Secara terminologi kata “budi
pekerti” yang terdiri dari kata budi dan pekerti. Budi adalah yang ada pada
manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio
atau karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena dorongan
oleh hati. Yang disebut behevior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan
dari hasil rasio dan rasa yang terminifestasikan pada karsa dan tingkah laku
manusia. Sedangkan pada terminologi akhlak suatu keinginan yang ada didalam
jiwa yang akan dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal atau pikiran.
Sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa
banyak pertimbangan lagi menurut al-gazhali.[3]
Ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak.
Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam
jiwa seseorang, sehingga menjadi kepribadiannya.
Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah
dan tanpa pemikiran. Ini berarti bahwa saat melakukan sesuatu perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan yang tidak sadar, hilang ingatan dan gila.
Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam
diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan
akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan
keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas
tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan
sesungguhnya, bukan main-main tau bersandiwara.
Kelima, sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan atau akhlak
(khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena keiklasan
semata-mata karena Allah.
Disini kita harus dapat membedakan antara ilmu akhlak dengan akhlak itu
sendiri. Dan ilmu akhlak adalah ilmunya yang hanya bersifat teoritis, sedangkan
akhlak lebih bersipat kepada praktis.
b.
Penilaian akhlak
Dalam pengukuran akhlak,
akhlak dapat dinilai dengan bagaimana penerapan akhlak yang ada didalam diri.
Ketika penerapanya baik. Maka, tergolong akhlak terpuji. Tapi ketika
penerapanya buruk maka akhlak itu tercela.
Akhlak terpuji adalah
sesuatu yang telah tercapai kesempurnaannya. Baik (terpuji) adalah sesuatu yang
menimbulkan rasa keharusan dan kata baik (terpuji) bisa juga diartikan sesuatu
yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan
kepuasan sesuatu yang sesuai dengan keinginan. Sesuatu yang mendatangkan rahmat
dan memberikan perasaan senang atau bahagia. Kebaikan adalah sesuatu yang
dinginkan, diusahakan dan menjadi tujuan manusia.
Akhlak tercela adalah
sesuatu yang tidak baik, biasanya tidak sempurna. Tidak bermoral, tidak
menyenangkan, tidak dapat dijadiakan panutan dan tidak mudah untuk diterima.
Sedangkan yang menjadi
indikator dalam pembentukan akhlak peserta didik adalah akhlak terpuji, untuk
menjadikan generasi yang bermatabat. Kualitas peserta didik yang baik adalah
peserta didik yang mampu menerapkan budi pekerti yang luhur, dan berasaskan
kepada Al-Aqur’an dan sunnah yang telah ditetapkan.
1)
Akhlak terpuji, yaitu belas
kasihan, lemah lembut, pemaaf, manis muka dan tidak sombong
2)
Akhlak tercela, yaitu bersipat
egois, kikir, pengecut, mengunjing, suka memberontak dan sombong.
5.
Pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap pembentukan akhlak di
SMA Sangata Utara
Berdasarkan deskripsi teori-teori yang ada dapat dikatakan bahwa
kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi tentang
rencana pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu
periode jenjang pendidikan. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting dalam
menjamin keberhasilan proses pendidikan, artinya tanpa kurikulum yang baik dan
tetap akan sulit mencapai tujuan sasaran pendidikan yang dicita-citakan.
Pendidikan agama islam merupakan salah satu pelajaran yang sangat wajib
diterapkan disetiap sekolah. Untuk lebih memahami tentang pengertian pendidikan
agama islam (PAI). pendidikan islam adalah suatu sistem yang memungkinkan
seseorang (peserta didik) agar dapat mengarahkan kehidupanya sesuai dengan
ideologis atau gaya pandang umat islam selama hidup didunia. Sedangkan ahklak
adalah bagian terpenting dalam kehidupan manusia karena ahklak mencakup segala
pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia yang baik maupun
yang buruk dalam hubungannya dengan khaliq atau dengan sesama makhluk.
Pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap akhlak di SMA Sangata
Utara adalah pembentukan karakter peserta didik yang memiliki akhlak terpuji,
guna menciptakan sangata yang bermatabat. Pendidikan agama islam merupakan
suatu pengajaran untuk mengarah kebaikan. Dengan pendidikan agama islam, maka
secara tidak langsung akan ada pula perilaku atau akhlak yang akan timbul dalam
permasalahan sehari-hari. Akhlak yang ingin dicapai setelah penerapan kurikulum
PAI 2013 adalah akhlak yang terpuji atau akhlak yang baik, agar dapat
membanggakan kedua orang tua, dan menjadi panutan bagi peserta didik yang
lainya. SMA Sangata utara sangat mengharapkan apa yang diterapkan kurikulum PAI
2013 sangat berdampak positif dan mudah untuk diterima setiap peserta didik dan
mampu pula peserta didik untuk mengaplikasikan apa yang sudah didapat. Sehinga
mengetahui apakah kurikulum PAI 2013 berdampak positif atau tidak berpengaru
kepada peserta didik, atau kah cara penerapanya tidak mudah diterima oleh
peserta didik. Karena terkadang teori lebih mudah dari pada peraktek di
lapangannya. Apa lagi banyak dari peserta didik yang tidak begitu
memperhatiaknan apa yang telah diterapkan oleh gurunya. Tidak mudah untuk
mencerna apa yang diterangkan namun sangat sulit pula apa bila apa yang
diterangkan tidak langsung diperaktekan. Tapi, SMA Sangata Utara merupakan
sekolah menengah atas yang memiliki kredibilitas yang tinggi, sehingga
memperoleh pengajaran pun dengan mudah dan penerapanya pun sangat baik. Walau
ada segelintir orang saja yang memang butuh perhatian yang sangat lebih.
Selepas itu peserta didiknya memang luar biasa.
F.
Kajian Penelitian yang Relevan
Buku-buku
terdahulu sudah pernah ada yang mengaji tentang permasalahan kurikulum dan penerapannya. Peneliti sebelumnya yang memiliki relevansi
dengan penliti ini antara lain
Seperti
penelitian yang dilakukan oleh : pertama Yulianti (2011), dengan judul
kurikulum agama islam dan pengaruh terhadap ahklak di SD No.002 sangata utara kabupaten kutai timur.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa akhlak sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa, dengan kontribusi sebesar 30%.
Relevansi
antara peneliti diatas dengan peneliti yang penulis lakuakan adalah keduanya
sama-sama membahas tentang pengaruh kurikulum. Perbedaan peneliti diatas dengan
peneliti yang dilakukan penulis adalah pada variabel yang dipengaruhinya yakin
pada ahklak peserta didik untuk Sekolah dasar, sedangkan pada peneliti penulis
lakukan, penulis mengamati antara pesera didik untuk SMA Sangata Utara.
Dari
segi tempat dan metedologi penelitian juga berbeda, begitu pula dengan waktu
penelitiannya yang sangat berbeda sekali. Dalam penelitian ini akan lebih fokus
membahas tentang pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap ahklak di SMA
Sangata Utara yang dapat dilihat dari hasil survei dan observasi yang dilakukan oleh peneliti.
Kedua,
Marwiyah Wahab, (2012) dengan judul pengaruh kurikulum terhadap pola pikir dan
tingkah laku di SMK Hasanudin Sangata Selatan. Relevansi antar peneliti diatas
dengan peneliti yang dilakukan penulis adalah pada variabel yang di dipengaruhi
yakni pada pola pikir dan tingkah laku peserta didik, sedangkan pada penelitian
yang penulis lakukan, penulis mengkorelasikan antara pola pikir dan tingkah
dengan ahklah peserta didik.
Dari
segi tempat dan metedoligi penelitian juga berbeda, begitu juga dengan waktu
penelitianya yang sangat berbeda sekali. Namun dalam penelitian ini akan lebih
terfokuskan seberapa besar pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap
ahklah di SMA Sangata Utara yang dilihat dari survei dan observasi yang
dilakukan peneliti.
G.
Hipotesis Kajian
Hipotesis
adalah alternatif dugaan jawaban yang di buat oleh peneliti bagi problematika
yang diajkukan dalam penelitian. Dengan jawaban tersebut merupakan kebenaran
yang sifatnya sementara. Yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian.[4]
Menurut Yatim Rianto (1996) sebagaimana dikutip oleh Nurul Zhuriah (2007)
mengatakan bahwa hipotesis dilihat dari katagori rumusnya dibagi menjadi dua,
yaitu (1) hipotesis nihil (null hipotheis)
yang bisa disebut dengan Ho, dan (2) hipotesisi alternatif (alternative hypothesis) biasanya
disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.[5]
Hipotesisi
nihil (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan atau pengaruh
antara variabel lain.[6]
Hipotesis nihil dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan kurikulum PAI
2013 terhadap pembentukan akhlak di SMA Sangata Utara.
Hipotesis
alternatif (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan ada hubungan atau pengaruh
antara variabel dengan variabel lain.[7]
Dalam
penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis aternatif atau hipotesis kerja
yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh penerapan kurikulum PAI
2013 terhadap pembentukan akhlak di SMA Sangata Utara. Semakin berpengaruh baik
maka semakin terbukti pula bahwa kurikulum PAI 2013 memang benar-benar tersusun
untuk pembentukan akhlak
H. Metode penelitian
1.
Jenis dan pendekatan penelitian
Jika di tinjau dari segi tempat penelitian,
maka penelitian ini termasuk penelitian lapangang (field Research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan
dilapangan atau pada responden.[8]
Data-data yang dikumpulkan dari lapangan langsung terhadap objek yang
bersangkutan yaitu pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap ahklak di SMA
Sangata Utara. Sedangkan jika dilihat ini termasuk penelitian kuantitatif,
yaitu penelitian yang menganalisa menggunakan analisa statistik.
2.
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan di mulai dari bulan
April-juni 2013, bertempat di SMA Sangata Utara yang beralamatkan jln.
Pendidikan Sangata Utara.
3.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh
dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek peneliti dapat berupa
mahkluk hidup, benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain.[9]
Sedangkan sampel merupakan sebagian dari sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel ini harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang sesuai dengan sumber data yang
sebenarnya atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan
istilah lain, sampel harus representif. Ketentuan pengambilan sampel Suharsimi
Arikunto yaitu jika subjeknya kurang dari 100 sebaiknya diambil semua sehingga
penelitiannya disebut penelitian populasi, namun jika jumlah subyeknya besar
dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.[10]
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik yang sekolah
di SMA Sangata Utara, yang berjumlah 50 responden. Karena dalam penelitian ini
jumlah populasinya kurang dari 700 responden, maka seluruh populasi dijadikan sebagai
sampel penelitian, dan penelitian termasuk penelitian populasi.
4.
Variabel dan Indikator Penelitian
a.
Variabel penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sipat,
atau ukuran, yang dimiliki atau didapatkan oleh sesuatu penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu. Menurut hubungannya antara satu variabel
lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi:
1.
Varibel independent: Variabel ini disebut dengan variabel antecedent dalam bahasa indonesia sering
disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independen
atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah seberapa pengaruh kurikulum
PAI.
TABEL
VARIABEL
X DAN INDIKATOR
Variabel X
|
Indikator
|
Penjabaran Indikator
|
Kurikulum PAI 2013
|
a.
Membelajaran
|
b.
Membimbing
c.
Mengawasi
d.
Memfasilitasi
-
Guru harus
memberikan pelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 yang berlaku.
-
Guru mampu
menjambarkan setiap persoalan-persoalan terkait dengan kurikulum yang akan di
pergunakan.
-
Guru harus
menumbuhkan tingkat kesadaran dari para peserta didik, akan pentingnya
belajar Pendidikan Agama Islam.
-
Sebagai bahan
pengawas bagi diri dan sebagai mebentengan diri
-
Menyediakan apa yang
sebenarnya sudah menjadi ketentuan bagi pemerintah, untuk melakukan sebuah
pengembangan ilmu Keagamaan di kalangan peserta didik.
2.
Variabel dependent sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa indonesia disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabe independen atau
terikat dalam penelitian ini adalah seberapa pengaruh kurikulum PAI.
TABEL
VARIABEL
Y DAN INDIKATOR
Variabel Y
|
Indikator
|
Penjabaran Indikator
|
Pembentukan
Ahklak
|
a.
Terpuji
b.
Tercela
|
-
Sikap terpuji, sikap
yang sangat baik untuk di jadikan suri tauladan. Dengan sikap yang terpuji maka
akan menjadikan kita lebih baik dari biasanya, dan akan menjadi tokoh panutan
di semua kalangan.
-
Sikap yang sangat
buruk untuk di miliki, karena tidak akan mendapatkan hal-hal yang baik,
melainkan hal-hal yang tidak baik pula, dan sikap ini jarang sekali akan
menuai kebaikan dan tidak akan menjadi panutan atau
suri tauladan.
|
5.
Teknik pengumpulan data
Teknik yang peneliti guna dalam pengumpulan datapada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Angket
Angket (qustionair) adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada oarang lain yang bersedia menerima
respons (responden) sesuai keinginan pengguna.[11]
Angket diberikan pada para peserta didik yang bersekolah di SMA Sangata Utara
tahun 2012/2013 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 100
responden, dengan tujuan untuk menjaring informasi tentang Pengaruh Penerapan
Kurikulum PAI 2013 Terhadap Pembentukan Ahklak di SMA Sangata Utara. Adapun
jenis instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan
karakteristik dirinya dengan cara tanda silang (X) atau tanda (
) cheek list.
b.
Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap
muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi
kata-kata secara verbal.[12]
Wawancara ditujukan kepada sebagian peserta didik yang menjadi sampel
penelitia, untuk melakukan croos check
terhadap jawaban angket yang diberikan.
c.
Observasi
Observasi yaitu melakukan
pengamatan secara langsung pada objek peneliti untuk melihat dari dekat
kegiatan yang dilakukan.[13]
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau
kolaboratornay mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selam
penelitian.[14]
Penyaksian terhadap peristiwa –peristiwa itu dilakukan dengan melihat,
mendengar, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Dalam penelian
ini peneliti berperan sebagai pengamat yang berpartisipasi secara penuh, yakni
menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan cheek list yaitu suatu
daptar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki.[15]
d.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa yang pada waktu yang
lalu.[16]
Dalam penelitian ini yang dimaksud dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan jalan melihat catatan yang sudah ada. Metode dokumentasi diperlukan
sebagai metode pendukung untuk mengumpulkan data.
6.
Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik analisa
data yaitu teknik analisa deskriftif statistik dan teknik analisa korelasi.
Pertama, sesuai
dengan jenis penelitian, maka sebelum teknik analisa korelis yang digunakan
untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu data dideskripsikan dengan menggunakan
maen, median, modus, dan standar deviasi, juga disajikan daftar distrubusi
frekuensi dan histrogram, sekaligus menjawab rumusan masalah 1dan 2, yaitu
bagaimana pengaruh kurikulum PAI 2013 terhadap pembentukan ahklak di SMA
Sangata Utara. Bagaimana pembentukan ahklak di SMA Sangata Utara termasuk
katagori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, atau pun sangat rendah dan
bagaimana pengaruh penerapan kurikulum PAI 2013 terhadap pembentukan ahklak di
SMA Sangata Utara termasuk katagori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah atau
sangat rendah.
Kedua. Teknik analisis korelasi adalah teknik analisis statistik
mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.[17]
Derajat hubungannya bisa diukur dan digambarkan dengan koefisien korelasi.[18] Teknik
analisis ini digunakan dalam menguji besarnya pengaruh dan kontribusi variabel
X (kurikulum PAI 2013) terhadap variabel Y (pembentukan ahklak). Teknik
analisis korelasi PPMC (Pearson Product
Moment correlation) termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan
data interval dan rasio dengan persyaratan tertentu, di antaranya data dipilih
secara acak ( random) data
berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linear, dan data yang
dihunbungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau
salah satu persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka analisis korelasi tidak
dapat dilakukan.[19]
Berdasarkan beberapa persyaratan di atas penelitian ini memenuhi persyaratan
untuk menggunakan analisis korelasi.
Adapun
rumus yang digunakan adalah:[20]
Keterangan:
Angka indeks
korelasi “r” Person products moment
correlation
N =
Jumlah responden
X =
Perhatian Orang Tua
Y =
Motivasi belajar
∑XY =
Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X =
Jumlah seluruh skor X
∑Y =
Jumlah seluruh skor variabel Y
∑X2 =
Jumlah kuadrat variabel X
∑Y2 =
Jumlah kuadrat variabel Y
Selanjutnya arti harga r akan
dikonsultasikan dengan table r, dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga
(-1
r
+1), apabila nilai r=-1 artinya korelasinya
negatif sempurna,r = 0 artinya tidak ada korelasi, r=1 berarti korelasinya
sangat kuat. Dalam melakukan interpretasi koefisien korelasi nilai r, digunakan
pedoman sebagai berikut.[21]
Tabel. Interpretasi
koefisien korelasi nilai r koefisien
Interval koefisien
|
Tingkat hubungan
|
0,80-1,000
0,60-0,799
0,40-0,599
0,20-0,399
0,00-0,199
|
Sangat kuat
Kuat
Cukup kuat
Rendah
Sangat rendah
|
Adapun langkah-langkah analisisnya adalah membuat Ha dan Ho
dalam bentuk kalimat, membuat Ha dan Ho dalam bentuk statisti, membuat table
penolong untuk menghitung korelasi, mencari r hitung dengan cara
memasukan angka statistik dari tabel penolong ke dalam rumus korelasi PPMC,
mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap variabel Y dengan
rumus koefisien determinan:[22]
KD = r2x100%
Keterangan: KD
=Nilai koefisien determinan
r = Nilai koefisien korelasi
Kemudian
menguji signifikansi dengan rumus t hitungan :
t hitungan
= =
Keterangan : t hitung
= Nilai t
r = Nilai
koefisien korelasi
n = Jumlah
sampel
Kaidah
pengujian:
Jika thitung ≥ t
tabel maka hipotesis yang
menyatakan adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y diterima. Tetapi jika
t hitung ≤ t tabel maka hipotesis yang menyatakan adanya
variabel X dan terhadap variabel Y ditolak. Setelah itu, peneliti akan
mencocokkan hasil perhitungan manual dengan program aplikasi SPPS, menggunakan
program aplikasi SPPS 17, dan yang terakhir membuat kesimpulan.
A.
Sistematika Penulisan
Tujuan sistematika penulisan skripsi
ini adalah untuk lebih memudahkan memahami dan mempelajari isi penelitian.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini akan penulis rinci sebagai berikut:
Bagian pertama berisi halaman judul,
abstrak, persetujuan pembimbin, pernyataan, persembahan, kata pengantar, daftar
isi, pedoman transliterasi, daftar singkatan, daftar tabel, daftar gambar/bagan.
Bagian kedua terdiri dari lima bab:
Bab satu, berisi pendahuluan
menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab dua, berisi landasan teori tentang
perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa, kerangka berpikir dan hipotesis
penelitian.
Bab tiga, berisi metodologi penelitian
berisi jenis dan pendekatan penelitian, waku dan tempat penelitian, populasi,
variabel penelitian dan indikator, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
Bab empat, berisi hasil penelitian
meliputi deskripsi data, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian, di
dalamnya dibahas hasil ujian korelasi antara perhatian orang tua dan motivasi
balajar siswa, interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
Bab lima, kesimpulan dan saran-saran.
Dibagian akhir penelitian, penulis
sertakan daftar pustaka, lampiran-lampiran, data kuantitatif dan sebagainya.
Selain itu penulis juga sertakan biografi penulis sebagai pelengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa
H. 1997. Filsafat Islam. Bandung:
Pustaka Setia
Nata, Abuddin. 2010 .Akhlak Tasawuf. Jakarta :
Rajawali Pers
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group.
Susilo, Muhammad
Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan,
Manajemen
Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya.
Yogyajarta: Pustaka Pelajar Offset.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu
& Aplikasi Pendidikan. Bandung: IMTIMA
Syeikh Ibrahim Jalhum. 2003. Pelita As-Sunnah Petunjuk
Jalan Bagi Kaum Muslimin. Bandung. Pustaka Setia
[2] Ibid
[3] Hamdani Rizal dan Saifuddin Zuhri, pendidikan akhlak menurut Al-Gazhali. (surakarta.
2012, universitas muhamadiyah. hlm 10
[4] Suharsimi Arikunto, menejemen
penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2007,)
hlm. 55
[5] Nuruk Zhuriah, metedologi penelitian sosial dan pendidikan (Jakarta
: PT. Bumi Aksara 2007, cet. 2, hlm 163
[6] ibid
[7] ibid
[8] Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Stastitik,
(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), cet. 3 hlm 5
[9] Rony Kounter, Metode Penelitian
Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. ( Jakarta : Penerbit PPM,2007, hlm. 145
[10] Suharsimi Arikunto, Metode
Penelitian, ( Jakarta : Grafindo, 2004), hlm. 123
[11]
Ridwan, Skala Pengukuran Vriabel-Variabel
Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2008), cet. 5, hlm. 25-26
[12] W.
Gulo, Metode Penelitian. (Jakarta :
PT Grasindo, 2007), cet, 5 hlm.118
[13]
Riduwan, Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Penelitian, op. cit hlm. 30
[14] W.
Gulo, op.cit hlm.116
[15] Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi
Penelitian, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), cet. 8, hlm. 74
[16] W.
Gulo, op.cit, hlm. 123
[17]Anas
Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan,(Jakarta:
Rajawali Press, 2010),cet.21.hlm.179.
[18]
John, W. Best, Research In Education, terj.,
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional,1982),hlm.293.
[19]
Riduan dan Sunarto, Pengantar Statistik
Untuk Penelitian Pendidikan,Sosial,Kumonikasi, Ekonomi dan Bisnis, (Bandung:
Alfabeta,2007),hlm.80.
[20] Ibid.,hlm.80.
[21] Ibid., hlm. 81.
[22] Ibid.
0 Comments