Kisah Inspiratif Dari Guru Tanpa Kedua Tangan

Namanya Untung, lahir tanpa kedua tangan. Usianya kini 45 tahun. Seperti guru pada umumnya, Untung memiliki banyak kegiatan mengajar. Kini, Untung bertugas di sebuah sekolah. Madrasah Miftahul Ulum, di Desa Batang-batang Laok, Sumenep, Madura, Jawa Timur.


Jarak rumah Untung menuju sekolahan bisa ditempuh dalam waktu 15 menit. Segala sesuatunya Untung persiapkan tanpa bantuan istri atau keluarga. Seperti kepala keluarga pada umumnya, Untung menjadi sosok suami dan ayah yang bertanggung jawab, selalu semangat tanpa berkeluh kesah.

lebih dari 2 dekade Untung mengajar, gajinya masih Rp 300.000 per bulan. Walau tidak memiliki kedua tangan, Untung tidak kesulitan mengajar. Gaji kecil disertai segala keterbatasan bukanlah menjadi halangan Untung untuk terus mengajar karena baginya mengajar adalah bentuk pengabdian.


 Untung lahir dari keluarga petani miskin, sejak kecil orangtuanya selalu beranggapan jika Untung adalah anak cacat dan tidak perlu sekolah. Tetapi Untung tidak patah semangat, ia terus maju dan melanjutkan pendidikan di pesantren desa karena orang tuanya tidak punya biaya. Kini, Untung menjadi salah satu guru favorit.

Untung bertekad akan mengabdi sebagai guru hingga akhir hayat. Karena, ia ingin memberikan kontribusi sebanyak mungkin untuk generasi muda. Sekaligus menjadi jembatan ilmu untuk anak didiknya. Tak heran, tekadnya ini menular ke beberapa anak didik yang telah berhasil, seperti  Sofyan yang menjadi sastrawan dan siap melanjutkan pendidikan lewat beasiswa ke Jerman.

Motto hidup Untung yang bisa menjadi inspirasi guru lainnya yakni jangan menyerah pada keadaan, berikan yang terbaik untuk orang lain.
Secuil kisah untung ini semoga menginspirasi kepada kita semua, bahwa bentuk pengabdian yang sesungguhnya adalah tidak mengeluhkan keadaan fisik maupun ekonomi.

Memang kita memiliki hak untuk kesejahteraan hidup kita, sembari kita berusaha dan berjuang menuntut hak namun rasa pengabdian juga jangan sampai luntur dimakan oleh keadaan ekonomi dan keadaan fisik.

demikian, semoga kita bisa mengambil hikmah bahwa ada yang keadaanya lebih sulit dari kita namun ia tetap rela berjuang dan berusaha demi kemajuan bangsa.

Sumber : viva

Post a Comment

0 Comments